medcom.id, Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry bereaksi keras atas sikap Israel yang menolak resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Kerry juga menyindir Israel yang sebelumnya mengecam pemerintahan Presiden Barack Obama tidak memberikan dukungan kepada Israel. Khususnya karean AS tidak menerapkan hak veto terhadap resolusi yang memerintahkan Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di lahan Palestina.
Menurut Kerry, selama pemerintahannya, Presiden Obama sangat berkomitmen terhadap Israel dan keamanannya. Selain itu Obama juga berkomitmen untuk tetap berupaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
"Isu ini menjadi perhatian lebih dari pekerjaan saya sebagai Menlu AS, hanya karena alasan sederhana yakni: solusi dua negara satu-satunya cara untuk meraih perdamaian antara Palestina dan Israel. Hal ini bisa menjadi cara untuk memastikan kemerdekaan dan kehormatan rakyat Palestina, selain juga memastikan keamanan dan kedamaian ISrael agar bisa hidup berdampingan dengan tetangganya," ujar Menlu Kerry, dalam pernyataan resmi yang dikutip dari situs State.gov, Rabu (28/12/2016).
"Sekarang masa depan perdamaian (di Timur Tengah) dalam ancaman kehancuran. Kami tidak bisa menghalangi resolusi dari PBB yang jelas menyebutkan kedua belah pihak bisa bertindak untuk menjaga untuk terbentuknya perdamaian," imbuh Kerry.
Kemudian Kerry menambahkan bahwa ada poin penting yang diutarakannya. "Tugas saya adalah membela Amerika Serikat, untuk berdiri dan membela nilai serta kepentingan Amerika di dunia," tuturnya.
Seperti sedikit menyindir Israel, Kerry menyebutkan ada beberapa negara yang menilai bahwa menjadi rekan berarti AS harus menerima apapun kebijakan mereka, meskipun harus melupakan nilai, ucapan, serta prinsip yang Amerika pegang selama ini. Israel memang mengecam AS yang mereka nilai mendorong Resolusi 2334 tersebut.
Bahkan Israel dengan tegas tidak akan mematuhi resolusi itu. Mereka bahkan bermaksud untuk tetap meneruskan pembangunan pemukiman warga Yahudi di lahan Palestina.
"Teman kadang harus mengatakan kebenaran yang menyakitkan dan persahabatan membutuhkan rasa saling hormat," Kerry menambahkan.
"Perkawilan Tetap Israel untuk PBB (Danny Danon) yang tidak mendukung solusi dua negara mengatakan setelah voting resolusi pekan lalu:'Kami mengira sekutu terbesar Israel bertindak seperti halnya nilai kami. Bahkan, bisa memberikan suara untuk kami, seperti pemerintahan AS sebelumnya di Dewan Keamanan PBB," sebut Kerry.
"Mereka (Israel) gagal menyadari bahwa sahabat ini, Amerika Serikat, sudah melakukan lebih dari negara lain untuk mendukung Israel. Teman ini sudah memblokir berbagai cara dari pihak lain untuk mendelegitimasi Israel. Kami harus berpegang teguh pada nilai-nilai yang sudah ada. Tentunya kami tidak bisa membiarkan solusi dua negara hancur di depan mata," tegas Kerry.
Intinya menurut Kerry, suara di PBB adalah untuk menjaga solusi dua negara. "Ini yang kami bela: Masa depan Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis serta mampu hidup berdampingan dalam damai dan aman dengan para tetangganya. Ini yang hendak kami jaga bagi AS dan untuk kepentingan Israel sendiri," pungkasnya.
"Saya ingin menjelaskan, tidak ada pemerintahan AS yang memberikan lebih banyak dibandingkan pemerintahan Barack Obama khususnya di bida pertahanan. Hal ini bahkan diakui sendiri oleh Perdana Menteri Israel," tutur Kerry.
Mulai dari kerja sama intelijen, hingga latihan militer yang maju, telah diberikan AS kepada Israel. Selain itu, bantuan AS terhadap sistem keamanan rudal Iron Dome, sudah menyelamatkan banyak warga Israel.
"AS terus konsisten mendukung hak Israel untuk membela diri, termasuk melawan aksi dari Gaza yang tentunya memicu kontroversi besar," kata Kerry,
Bahkan menurut Kerry, di tengah krisis keuangan yang dihadapi AS, Israel terus mendapatkan bantuan dana. Kerry menambahkan, lebih dari setengah anggaran militer luar negeri AS disediakan untuk Israel. Israel sebelumnya pada musim gugur lalu bersama AS sepakat atas dana bantuan paket militer sebesar USD38 miliar.
Kerry kemudian menjelaskan komitmennya atas keamanan Israel yang menjadi sangat pribadi untuknya. Kerry menyebutkan banyak anak kecil Israel di Sderot yang tempat bermainnya hancur karena roket dari Gaza. Selain itu dia juga sudah melihat kehancuran akibat perang di Gaza.
"Tidak boleh ada anak-anak baik Palestina maupun Israel yang harus hidup seperti itu," pungkasnya.
"Jadi meskipun banyak kesulitan selama menjabat sebagai menlu, saya sadar harus berbuat banyak untuk membantu mengakhiri konflik ini. Saya bersyukur bisa bekerja sama dengan Presiden Obama yang sudah bersiap mengambil risiko demi perdamaian di Timur Tengah," tutur Kerry.
Kerry pun menuturkan agar tidak hilang harapan atas perdamaian. Sekarang terserah kepada Palestina dan Israel yang mengambil keputusan sulit demi perdamaian, tetapi Kerry menegaskan bahwa Amerika Serikat bisa membantu demi generasi masa depan di Palestina maupun Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News