medcom.id, Washington: Donald Trump telah berjanji, sebagai presiden ia akan menghormati jargon yang dijahit ke topi bisbol putih-merahnya: Membuat Amerika Hebat Lagi.
Kampanye mantan penghibur televisi itu telah menjelma sebuah kereta luncur yang berjalan di antara jalur kemenangan dan jebakan, tapi cintanya dengan kehebatan tak pernah goyah.
Kalau dia duduk di Gedung Putih, Trump mengatakan, pendukungnya akan "menang besar", mereka akan segera "mabuk kemenangan."
Ketika memetakan rincian dari kepresidenannya, kandidat Partai Republik tidak kalah dahsyatnya. Sudah tradisi dalam pemilihan presiden Amerika, seorang kandidat menetapkan visi untuk jangka pertama mereka di Ruang Oval dalam Gedung Putih.
(Baca: Donald Trump, Presiden ke-45 Amerika Serikat).
(Baca: Donald Trump, Presiden ke-45 Amerika Serikat).
Tapi alih-alih "terbesar", Trump memangkas jangka waktu dalam proposalnya dari 100 hari menjadi sehari saja.
Disampaikan di situs bersejarah Gettysburg bulan lalu, Trump meletakkan sebuah "kontrak dengan rakyat Amerika" yang akan dimulai dari "hari pertama yang sangat sibuk." (Baca: Hillary Clinton Telepon Donald Trump Akui Kekalahan).
Dilansir Telegraph, Rabu (9/11/2016), inilah rencana kesibukan hari pertama Presiden Donald Trump:
Imigrasi
Meskipun sedikit lebih hati-hati bicara, proposalnya menetapkan beberapa undang-undang yang paling memecah-belah masalah imigrasi.
Dia diam-diam menyerukan untuk memindahkan semua imigran gelap tanpa dokumen dari Amerika Serikat. Langkah itu selain sangat tidak praktis barangkali juga tidak mungkin. Para ahli telah memperingatkan, itu akan merusak ekonomi AS karena membuang terlalu banyak orang keluar dari pasar tenaga kerja.
Sebaliknya, ia akan segera mulai proses mendeportasi imigran ilegal dengan catatan kriminal. Studi terbaru memperkirakan kurang dari 168.000 migran semacam itu di Amerika Serikat. Tapi angka Trump pada kisaran dua juta, perhitungannya terdiri atas "para penjahat", orang-orang yang bermasalah kecil dengan hukum, seperti kena tilang.
Dia juga akan "menangguhkan imigrasi dari daerah rawan teror di mana pemeriksaan tidak dapat terjadi dengan aman." Meskipun istilahnya samar, Suriah hampir pasti berada di daftar ini.
Dan tak boleh dilupakan: tembok. Pemerintahan Trump akan merancang undang-undang "membangun dinding pemisah" di sepanjang perbatasan selatan Amerika Serikat dan menyuruh Meksiko menanggung biayanya.
Reformasi Washington
Donald Trump telah berjanji hendak "mengeringkan lahan basah" dari politik berbiaya besar Washington. Salah satu tema kampanye paling populernya, akan "mengurangi pengaruh korupsi dalam kebutuhan khusus".
Berbicara di Gettysburg, di tempat di mana di tahun 1863 Abraham Lincoln menyampaikan pidato terkenalnya demi menyatukan Amerika, Trump berusaha meniru sang legenda, berjanji mengembalikan pemerintahan "dari, oleh, dan untuk rakyat".
Hari reformasi pertamanya mencakup amandemen konstitusi untuk memaksakan batasan berjangka kepada semua anggota kongres dan lima tahun larangan atas pejabat Gedung Putih dan pejabat Kongres menjadi pelobi setelah mereka pensiun.
Dalam upaya mengecilkan ukuran pemerintah, Trump menyerukan pembekuan semua karyawan federal, mengurangi tenaga kerja melalui pemberhentian (membebastugaskan militer, keamanan publik, dan kesehatan masyarakat).
Perdagangan
Presiden Trump akan mematahkan komitmen Partai Republik tradisional dalam soal perdagangan bebas. Sembari memaksakan seperangkat kebijakan proteksionis demi menutup perbatasan ekonomi Amerika.
Dia akan mengumumkan niat "negosiasi ulang" perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara dengan Kanada dan Meksiko. Dia akan membatalkan partisipasi dalam Tran-Pacific Partnership, pengaturan perdagangan yang kontroversial dengan 12 negara.
Pakta ini bertujuan memperdalam hubungan ekonomi antara negara-negara tersebut, pemotongan tarif, dan mendorong perdagangan demi meningkatkan pertumbuhan. Tapi kritikus berpendapat bahwa itu akan juga mengintensifkan persaingan antartenaga kerja negara-negara itu.
Kebijakan luar negeri
Donald Trump mengatakan, sebagai presiden ia tidak menjamin perlindungan ke negara-negara mitra NATO yang diserang. Pada wawancara sebelum konvensi Partai Republik, Trump berkata, Amerika akan membantu hanya jika negara itu telah memenuhi "kewajibannya" dalam aliansi.
Ini menandai kali pertama era pasca-Perang Dunia Kedua, calon presiden menyarankan penempatan kondisi atas pertahanan Amerika dari sekutu-sekutu utamanya.
Menyokong sebuah ultra "mengutamakan Amerika", pandangan dunia Trump juga telah mengancam penarikan pasukan dari Eropa dan Asia jika sekutu mereka gagal membayar lebih untuk perlindungan Amerika.
Trump telah membelot dari isu-isu utama, termasuk Suriah. Baru-baru ini sang kandidat secara tersirat melihat Bashar al-Assad, diktator negara itu, tidak lebih jahat dibandingkan dengan kelompok oposisi pemberontak yang didukung AS, karena sama-sama Islam.
Dia telah berjanji untuk "mengebom neraka" di luar Islamic State di Irak dan Levant (bagian timur Mediterania dengan pulau-pulau dan negara-negara tetangga).
Energi dan lingkungan
Sangat mengecewakan bagi pegiat lingkungan, Trump berencana membatalkan miliaran dolar dana untuk program perubahan iklim PBB. Dia berdalih akan mengalihkan dana itu buat membayar proyek-proyek infrastruktur di AS.
Dia juga berjanji mencabut pembatasan cairan suntik ke sumur minyak dan gas dan meningkatkan produksi Amerika.
Selain itu Trump juga mencabut hambatan Keystone Pipeline. Para aktivis lingkungan berjuang keras meyakinkan pemerintahan Obama untuk menghentikan proyek infrastruktur itu, seraya memperingatan efek dari meningkatnya produksi minyak. Ruas jalan antara Alberta, Kanada, dan Nebraska di Amerika Serikat juga dikatakan merusak ekosistem yang rapuh.
Hapus Barack Obama dari buku sejarah
Salah satu percobaan pertama Trump ialah menghapus efek kepresidenan Obama. Kandidat Partai Republik itu telah berjanji membatalkan setiap "tindakan eksekutif, memorandum, dan perintah yang dikeluarkan Presiden Obama."
Menurut Stephen Moore, penasihat resmi kampanye Trump, kampanye telah berupaya mengidentifikasi "sekitar 25 perintah eksekutif" yang kandidat mereka bisa batalkan. "Trump bisa menghabiskan beberapa jam menandatangani surat-surat dan menghapus kepresidenan Obama," kata Moore.
Paling utama di antara semua adalah Undang-Undang Perawatan Terjangkau. Juga dikenal sebagai "Obamacare", kebijakan yang ditandatangani presiden telah memberi asuransi kesehatan bagi sekitar 12,7 juta orang yang berjuang keras membayar biaya pengobatan.
Trump akan menggantinya dengan sistem "Tabungan Kesehatan." Tapi kritikus mengatakan bahwa kampanye Trump gagal menjelaskan apa hal itu berbeda secara signifikan dari rencana kesehatan Obama.
Seperti banyak kampanye presiden, Trump tampaknya meminta rakyat Amerika percaya kepadanya lalu menunggu dan melihat saja.
Donald Trump memenangkan Pemilu Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2016, dengan suara pemilih atau electoral vote mencapai 276. Sementara Hillary hanya mendapatkan 218 suara.
Secara keseluruhan, Trump meraih 48 persen suara. Sementara Clinton mendapatkan 47,2 persen suara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id