Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara kepada awak media usai bertemu Khalifa Haftar di Libya, 5 April 2019 (Foto: AFP / Abdullah DOMA)
Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara kepada awak media usai bertemu Khalifa Haftar di Libya, 5 April 2019 (Foto: AFP / Abdullah DOMA)

Libya di Ambang Perang Sipil, DK PBB Serukan Perdamaian

Willy Haryono • 06 April 2019 12:08
New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyerukan perdamaian di Libya saat negara tersebut berada di ambang perang sipil terbaru. 
 
Seruan disampaikan saat pasukan pimpinan Khalifa Haftar dari Libya bagian timur bergerak menuju ibu kota Tripoli untuk menentang pemerintahan resmi yang diakui secara internasional pimpinan Perdana Menteri Fayez al-Sarraj.
 
"Mereka (anggota DK PBB) meminta agar pasukan LNA menghentikan pergerakan militer," ujar Presiden DK PBB Christoph Heusgen, dilansir dari laman Sky News, Sabtu 6 April 2019.

"Semua pasukan dari kubu bertikai juga diminta untuk menurunkan ketegangan dengan menghentikan aktivitas militer. Tidak boleh ada solusi militer untuk menyelesaikan konflik," sambung dia.
 
Grup G7 juga menyuarakan hal serupa. "Kami meminta semua pihak terkait untuk menghentikan aktivitas dan pergerakan militer menuju Tripoli, yang berpotensi menghambat proses politik yang dipimpin PBB dan juga membahayakan warga sipil serta memperpanjang penderitaan warga Libya," ungkapnya.
 
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku telah bertemu Haftar. "Saya meninggalkan Libya dengan perasaan berat dan kekhawatiran mendalam," ujar dia.
 
"Saya masih berharap konfrontasi berdarah di dalam dan sekitar Tripoli dapat dihindari," sambung dia. Saat Guterres dan Haftar berdialog, terjadi sejumlah pertempuran di bandara internasional di pinggiran kota Tripoli.
 
Haftar pernah menjadi seorang perwira di jajaran militer mantan diktator Muammar Gaddafi. Namun rencana kudeta membuat Haftar diasingkan selama dua dekade di Virginia. Dia kemudian kembali ke Libya usai Gaddafi digulingkan pada 2011.
 
Setelah Gaddafi terguling, Libya terbagi ke dalam sejumlah faksi bersenjata. Haftar kemudian mendeklarasikan diri sebagai pemimpin Libya bagian timur. Dia mengumpulkan para prajurit loyalis Gaddafi pada 2014, dan berhasil merebut kota Benghazi tiga tahun setelahnya.
 
PBB telah berusaha mendamaikan pasukan Haftar dan juga pemerintah resmi Libya di Tripoli. PBB juga menginginkan adanya rencana pemilihan umum di Libya. Namun hingga saat ini, ketegangan masih merebak di Libya.
 
Libya adalah titik transit bagi imigran yang ingin pergi ke Eropa. Salah satu kota tujuan favorit pertama para imigran yang transit di Libya adalah Italia.
 
Baca: Ribuan Warga Libya Peringati 8 Tahun Jatuhnya Diktator
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan