Ia juga mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) harus mencopot sistem pertahanan rudal atau THAAD, yang ada di Korsel.
Dilansir Reuters, Kamis 6 Juli 2017, upaya 'mencekik' Korut secara ekonomi juga "tidak dapat diterima" dan berbagai sanksi yang dijatuhkan tidak akan menyelesaikan masalah tersebut.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan, tindakan provokatif Korut ini jelas akan menutup kemungkinan adanya upaya diplomatik dan AS juga siap untuk membela diri dan membela sekutu-sekutunya.
"Salah satu kemampuan kita terletak pada kekuatan militer yang besar. Kita akan menggunakannya, namun kita memilih untuk tidak ke arah situ," ucap Haley, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, kemarin.
Pemimpin Korut Kim Jong-un menyaksikan langsung peluncuran ICBM bernama Hwasong-14, yang disebut sejumlah pakar dalam mencapai Alaska.
Akademi Pertahanan Sains Korut menyebut Hwasong-14 dapat mencapai ketinggian 2.802 kilometer dan terbang sejauh 933 km.
Misil balistik itu pun diketahui mendarat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang dan membuat Jepang berang.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras peluncuran ICBM Korut, dan mengingatkan hal tersebut "merupakan eskalasi berbahaya dari situasi saat ini."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News