Maduro mengumumkan pengusiran dalam sebuah pidato di televisi, usai secara resmi dinyatakan sebagai pemenang dalam pilpres. Ia kembali terpilih sebagai presiden meski Venezuela tengah dilanda krisis ekonomi dan isolasi dari komunitas global.
Pilpres Venezuela diboikot sejumlah partai oposisi utama dan juga dikecam banyak negara, termasuk AS. Washington menganggap pilpres tersebut sebagai proses elektoral palsu.
Todd Robinson dan Brian Naranjo, charge d'affaires dan wakil misi diplomatik AS, telah dinyatakan sebagai "personae non gratae" atau orang yang tidak diinginkan kehadirannya.
Baca: Maduro Dinyatakan Menang dalam Pilpres Venezuela
"Mereka harus meninggalkan negara dalam 48 jam, sebagai bentuk protes dan pembelaan terhadap kehormatan Venezuela," tegas Maduro, seperti dilansir dari kantor berita AFP.
AS langsung merespons dan mengancam membalas aksi Venezuela. Kementerian Luar Negeri AS mengaku tidak mendapat notifikasi resmi melalui saluran diplomatik dari Venezuela.
Jika pengusiran itu sudah dikonfirmasi, "AS mungkin akan mengambil langkah setimpal."
Senin kemarin, Presiden AS Donald Trump memperketat sanksi terhadap Venezuela, sehingga rezim Maduro semakin sulit menjual aset-aset negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News