Keduanya kemudian menggelar konferensi pers gabungan usai makan siang bersama.
Dalam pidato panjangnya, PM Abe menyinggung mengenai peluncuran misil balistik oleh Korea Utara. "Peluncuran terbaru dari Korut benar-benar tidak dapat diberikan toleransi," ujar dia, seperti dikutip Belfast Telegraph.
Ia menambahkan Korut harus mematuhi resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Ia mengaku senang datang Trump telah memastikan akan mendukung Jepang di tengah ketegangan dengan Korut.
"Presiden Trump dan saya benar-benar sepakat untuk meningkatkan kerja sama antar kedua negara," tutur PM Abe. "Dan kita juga akan memperkuat aliansi."
Trump merespons ucapan Abe lewat pernyataan singkat: "Saya hanya ingin semua orang memahami bahwa AS mendukung Jepang, seorang sekutu hebat, 100 persen."
Setelah itu, kedua pemimpin meninggalkan ruangan. Trump yang biasanya berbicara lantang mengenai apapun tidak mengecam uji coba misil balistik Korut.
Di hari-hari awalnya sebagai presiden, Trump dilaporkan bersitegang dengan presiden Meksiko dan Australia via sambungan telepon.
Bertolak belakang, PM Abe yang datang ke AS langsung diajak Trump ke lapangan golf Mar-a-Lago miliknya. Hal ini mengindikasikan Trump bersedia meluangkan waktu untuk menjalin hubungan personal dengan kepala negara yang dia rasa bisa diajak bekerja sama.
Trump dan Ibu Negara Melania juga menjamu PM Abe beserta istrinya Akie makan malam bersama. Pada saat itu, Trump menolak menjawan pertanyaan singkat mengenai misil balistik Korut.
Fokus terhadap hal positif, Trump mengatakan kunjungan PM Abe berlangsung "sangat, sangat baik." Ia juga mengaku "dapat lebih mengenal dekat" pemimpin Jepang selama diskusi, makan bersama dan bermain golf."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News