Dalam wawancara bersama media South China Morning Post, Jumat 1 Februari 2019, Guaido mengaku ingin memperkuat kemitraan dengan Tiongkok, walau negara tersebut menolak mengakuinya sebagai presiden interim pengganti Nicolas Maduro.
Guaido menyebut Tiongkok akan terus memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Venzuela. Ia menekankan bahwa berbagai kesepakatan yang dibuat Maduro dengan Beijing akan tetap diberlakukan dalam pemerintahannya.
"Tiongkok adlah pemain global yang krusial, dan kami ingin menjalin hubungan produktif serta saling menguntungkan," kata Guaido dalam wawancara via surat elektronik.
"Dukungan Tiongkok akan sangat penting dalam meningkatkan perekonomian dan masa depan kami," tambah dia, yang merupakan Kepala Majelis Nasional Venezuela.
Bersama Rusia, Tiongkok tetap teguh mendukung Maduro meski sejumlah negara besar terutama Amerika Serikat menilainya sudah gagal menjadi seorang pemimpin.
Mengikuti langkah Presiden AS Donald Trump, Parlemen Eropa pada Kamis kemarin mengakui Guaido sebagai pemimpin de facto Venezuela. Dukungan tersebut semakin menyudutkan Maduro.
Baca: Presiden Venezuela Siap Berdialog dengan Pemimpin Oposisi
Sejumlah pemerintahan negara anggota Uni Eropa, yang masih terbelah mengenai Guaido, juga menyepakati untuk menyerukan adanya pemilihan umum terbaru di Venezuela. Para anggota UE itu memberikan ultimatum 90 hari kepada Maduro untuk menggelar pemilu, dengan mengancam menjatuhkan sanksi ekonomi lebih lanjut.
"Maduro semakin terisolasi dan sebagian besar hanya bertindak seorang diri," tutur Guaido. "Tiongkok telah menyaksikan sendiri pencurian sumber daya negara kami oleh pemerintahan Maduro. Sejumlah proyek pembangunan di Venezuela terkena dampak buruk dan berakhir gagal karena maraknya korupsi," lanjut dia.
Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang mengatakan pada Jumat kemarin bahwa kemitraan Beijing dengan Caracas seharusnya tidak terganggu "di tengah situasi apapun."
Saat ditanya apakah Tiongkok telah berkomunikasi dengan Guaido, Geng mengatakan Negeri Tirai Bambu selalu berkomunikasi dengan "semua kubu dalam berbagai cara."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News