Dalam keterangan kepada kantor berita RIA Novosti, Maduro menuturkan dirinya jendak mendiskusikan krisis saat ini dengan pihak oposisi. Ia menginginkan dialog tersebut diikuti mediator internasional.
"Saya siap duduk di meja negosiasi bersama oposisi demi perdamaian dan masa depan Venezuela," kata Maduro, seperti dinukil dari laman Sky News, Rabu 30 Januari 2019.
Belum diketahui apakah Guaido bersedia berdialog atau tidak. Namun dalam wawancara dengan kepala koresponden Sky news Stuart Ramsay pada Selasa 29 Januari, Guaido mengatakan pertemuan dengan Maduro akan berujung sia-sia.
Maduro membalas deklarasi presiden interim yang dilakukan Guaido dengan mencegahnya bepergian ke luar negeri. Guaido, kepala Majelis Nasional Venezuela, juga dibekukan beberapa rekening banknya.
"Juan Guaido dilarang meninggalkan negara hingga berakhirnya investigasi atas dugaan mengganggu perdamaian di republik," kata Ketua Mahkamah Agung Venezuela Maikel Moreno.
Pencegahan dan pembekuan rekening terjadi setelah Kementerian Luar Negeri AS menyerahkan kuasa beberapa rekening bank Venezuela yang berada di Negeri Paman Sam. AS dan Guaido menyebut pemberian kuasa ini bertujuan mencegah Maduro "mengosongkan kas negara" di tengah krisis politik dan ekonomi Venezuela.
Baca: AS Ingatkan Konsekuensi Serius Jika Guaido Disakiti
AS telah mengakui Guaido sebagai presiden interim Venezuela, dan juga menyerukan negara-negara lain untuk melakukan hal serupa. Beberapa negara, termasuk Rusia dan Tiongkok, memilih mendukung Maduro.
Venezuela yang memiliki banyak cadangan minyak sempat dikenal sebagai negara sukses di Amerika Latin. Namun negara tersebut jatuh ke dalam krisis politik dan ekonomi usai dipimpin tokoh sayap kiri selama bertahun-tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News