Guaido ingin bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat disalurkan ke jutaan warga Venezuela. Namun Maduro menolaknya, karena menganggap bantuan itu hanya akal-akalan AS untuk melakukan invasi ke Venezuela.
Esteban Gonzalez Pons, seorang anggota parlemen asal Spanyol, mengatakan bahwa dia dan empat pejabat Eropa lainnya diusir dari Venezuela tanpa alasan apapun.
"Kami diusir dari Venezuela. Paspor kami disita. Mereka tidak memberikan informasi apapun mengenai mengapa kami diusir," sebut Pons, seperti dilansir dari laman AFP, Senin 18 Februari 2019.
Insiden ini merupakan kelanjutan dari konflik antara Maduro dengan Guaido dan juga komunitas internasional. Guaido dianggap Maduro sebagai ancaman karena telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim Venezuela bulan lalu.
Deklarasi presiden interim Guaido telah diakui lebih dari 50 negara, termasuk 30 dari benua Eropa.
Rekan Pons, Jose Ignacio Salafranca dan Gabriel Mato Adrover, beserta Esther de Lange dari Belanda dan Paulo Rangel asal Portugal, telah diusir dari Venezuela. Kelima pejabat itu adalah anggota Partai Rakyat Eropa (PPE).
Merespons pengusiran via Twitter, Guaido mengatakan para pejabat itu "dideportasi oleh rezim yang terisolasi dan semakin tidak rasional."
Sebelumnya, Guaido telah menetapkan target satu juta relawan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke warga Venezuela yang membutuhkan. Selama ini, bantuan asing hanya menumpuk di Kolombia.
Bantuan itu tidak dapat masuk ke Venezuela karena Maduro memerintahkan militer untuk menutup jembatan perbatasan. Guaido berencana menentang blokade itu pada 23 Februari mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News