Dilansir dari laman BBC, Sabtu 13 Juli 2019, otoritas setempat mengatakan kecepatan Badai Barry terus bertambah menjadi 104 kilometer per jam, dan diyakini dapat mencapai kekuatan topan saat mendarat di Louisiana.
Saat tiba nanti, Bary diyakini akan membawa hujan deras dan angin kencang ke kota New Orleans -- yang belakangan telah dilanda badai petir serta banjir bandang. Badan Cuaca Nasional AS (NWS) memperingatkan bahwa Barry berpotensi tinggi memicu banjir.
Lewat deklarasi status darurat Trump, Agensi Manajemen Darurat Federal AS (FEMA) dapat menggelontorkan dana dan sumber lain yang dibutuhkan Louisiana.
"Kepada semua orang di Gulf Coast. Saat Anda semua sedang mempersiapkan untuk melindungi orang tercinta serta rumah masing-masing, merupakan hal penting untuk selalu mengikuti arahan FEMA. Tolong bersiaplah, dan selalu hati-hati," tulis Trump di Twitter.
Baca: Warga New Orleans Persiapkan Diri Hadapi Badai Barry
NWS memperidiksi hujan deras di Louisiana akan berlangsung cukup lama karena Barry bergerak lamban. "Banjir bandang berpotensi terjadi, dan juga rentan menimbulkan korban jiwa," sebutnya.
Badai Barry akan menjadi ujian bagi Louisiana dalam menguji coba mekanisme pertahanan banjir, usai Badai Katrina pada 2005 telah membuat sebagian besar New Orleans terendam air.
Wali Kota New Orleans, LaToya Cantrell, belum menyerukan evakuasi massal karena Barry belum mencapai angin topan kategori tiga atau di atasnya. Namun ia meminta warga untuk bersiap, dengan menyediakan pasokan air minum dan makanan serta berbagai benda darurat lainnya.
Gubernur Lousiana John Bel Edwards menyebut Barry sebagai badai yang "sangat kuat." Ia juga memperingatkan warga untuk waspada terhadap peringatan Pusat Badai Nasional (NHC), bahwa Barry dapat memicu banjir bandang yang membahayakan jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News