Presiden Venezuela Nicolas Maduro (tengah) berbicara di istana kepresidenan Miraflores di Caracas, 12 Maret 2019. (Foto: AFP/HO/Venezuelan Presidency)
Presiden Venezuela Nicolas Maduro (tengah) berbicara di istana kepresidenan Miraflores di Caracas, 12 Maret 2019. (Foto: AFP/HO/Venezuelan Presidency)

Presiden Venezuela Bentuk Unit Pelindung Instalasi Publik

Willy Haryono • 16 Maret 2019 15:12
Caracas: Presiden Venezuela Nicolas Maduro membentuk sebuah unit militer yang bertugas melindungi sejumlah instalasi dasar, seperti kelistrikan dan perairan. Ini merupakan langkah terbaru Maduro dalam merespons padamnya aliran listrik di sejumlah wilayah Venezuela dalam sepekan terakhir.
 
Maduro menuduh adanya serangan siber terhadap Venezuela yang diarahkan oleh Amerika Serikat. Namun sejumlah kritikus menilai pemadaman listrik berkepanjangan ini adalah kesalahan pemerintah Venezuela yang dinilai gagal memelihara infrastruktur dasar.
 
Berbicara di saluran televisi serta radio Venezuela, seperti dilansir dari laman AFP, Jumat 15 Maret, Maduro mengatakan "Komando Pertahanan Instalasi Strategis Dasar" akan disiagakan untuk memastikan "keamanan" sejumlah situs penting.

Dia menambahkan para petugas di unit tersebut akan bertanggung jawab menjamin keamanan "fisik serta siber" dari sejumlah instalasi dasar di Venezuela.
 
Sejauh ini Maduro masih menyalahkan "serangkaian serangan" AS atas padamnya listrik di Venezuela. Pemadaman listrik sudah melanda Caracas dan kota-kota besar lainnya sejak 7 Maret.
 
Pemerintahan Maduro melaporkan pada Selasa kemarin bahwa listrik sudah kembali mengalir ke seantero negeri. Namun sejumlah negara Barat masih melaporkan adanya pemadaman listrik.
 
Terkait pemadaman ini, Maduro juga menuduh tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai "boneka" AS yang berusaha melakukan kudeta. Maduro mengklaim upaya Guaido tersebut sudah berhasil digagalkan.
 
Guaido telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pengganti Maduro pada Januari lalu. Lebih dari 50 negara, termasuk AS, sudah mengakui deklarasi tersebut.
 
Venezuela telah dilanda resesi selama lebih dari empat tahun. Krisis ekonomi parah di negara tersebut memicu hiperinflasi, yang membuat mata uang bolivar hampir tidak ada nilainya.
 
Diperkirakan 2,7 juta warga Venezuela telah melarikan diri ke negara lain, di tengah kemiskinan dan sulitnya mendapatkan beragam kebutuhan pokok seperti makanan dan obat-obatan.
 
Masih terkait pemadaman, puluhan warga Venezuela dilaporkan menjarah sejumlah pertokoan di Caracas. Dalam tayangan yang diunggah media BNO News, sejumlah warga terlihat berlari dari pertokoan dengan membawa beragam barang. Sebagian dari mereka terpaksa menjarah karena sudah sulit mendapatkan makanan.
 
"Makanan di kulkas kami telah basi, banyak toko tutup, jaringan komunikasi juga tidak ada, bahkan telepon genggam tidak ada sinyal," kata Ana Cerrato, seorang warga berusia 49 tahun yang kebingungan di tengah padamnya aliran listrik.\
 
Baca: Listrik Padam di Venezuela, Puluhan Warga Jarah Pertokoan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan