Tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido bersama para pendukungnya di Cucuta, Kolombia, 22 Februari 2019. (Foto: LUIS ROBAYO | AFP | Getty Images)
Tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido bersama para pendukungnya di Cucuta, Kolombia, 22 Februari 2019. (Foto: LUIS ROBAYO | AFP | Getty Images)

Guaido Serukan Aksi Protes Baru di Venezuela

Willy Haryono • 03 Maret 2019 19:36
Salinas: Tokoh oposisi Venezuela Juan Guaido menyerukan kepada semua pendukungnya untuk menggelar unjuk rasa terbaru pekan depan dalam menentang kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro. Ia juga mengaku akan pulang ke Venezuela, meski terancam ditangkap pasukan keamanan Maduro.
 
Dalam konferensi pers bersama Presiden Ekuador Lenin Moreno di kota Salinas, seperti dilansir di laman ANI, Minggu 3 Maret 2019, Guaido mengonfirmasi dirinya akan pulang ke Venezuela walau tanggal pastinya belum ditentukan. Ia meminta para pendukungnya untuk turun ke jalanan di berbagai kota di Venezuela pada Senin dan Selasa mendatang, yang bertepatan dengan perayaan Carnival.
 
Maduro pernah berkata Guaido bisa saja langsung ditangkap saat pulang ke Venezuela. Penangkapan akan didasarkan atas larangan bepergian yang telah dikeluarkan Mahkamah Agung Venezuela terhadap Guaido.

Larangan bepergian dikeluarkan usai Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pengganti Maduro. Sedikitnya 50 negara, termasuk Amerika Serikat, mengakui deklarasi Guaido tersebut.
 
Pada 22 Februari, Guaido meninggalkan Venezuela dan mengunjungi Kolombia serta beberapa negara Amerika Selatan lainnya, termasuk Brasil dan Argentina. Beberapa lawatan itu bertujuan menggalang dukungan untuk menumbangkan Maduro.
 
Sabtu 2 Maret lalu, Uni Eropa mengingatkan pemerintahan Maduro untuk tidak menangkap Guaido. UE menyebut langkah penangkapan "dapat memperburuk ketegangan dan mengundang kecaman dari komunitas global."
 
Saat bertemu Guaido di Salinas, Presiden Moreno mengatakan bahwa Venezuela saat ini adalah sebuah negara yang benar-benar gagal. Dia meminta Guaido untuk tidak diam diri melihat kondisi Venezuela saat ini.
 
Jutaan warga Venezuela telah berbondong-bondong pergi ke negara lain di tengah krisis ekonomi yang mencekik. Hiperinflasi di Venezuela membuat mata uang bolivar hampir tidak bernilai, dan juga memicu kelangkaan sejumlah bahan kebutuhan pokok.
 
Guaido menyebut sekitar 300 ribu warga Venezuela terancam meninggal dunia akibat kelaparan jika tidak segera dibantu. Namun Maduro menolak bantuan kemanusiaan yang dikumpulkan Guaido, dengan alasan itu merupakan kedok AS untuk menginvasi Venezuela.
 
Rusia, sekutu Maduro, meminta AS untuk tidak mengintervensi urusan dalam negeri Venezuela. Mengenai krisis ekonomi di Venezuela, Moskow mengaku siap memberi bantuan kemanusiaan.
 
Baca: Presiden Ekuador Sebut Venezuela Negara Gagal
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan