Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P. Marsudi, dalam acara Working lunch on the situation in Rakhine State yang diadakan Menlu Inggris, Boris Johnson, di sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Senin 18 September 2017.
Dalam pertemuan tersebut, Penasihat Keamanan Myanmar menyampaikan paparan mengenai perkembangan terakhir di Rakhine State. Disampaikan bahwa Pemerintah Myanmar telah membentuk Satgas guna menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Rakhine State. Satgas tersebut melibatkan ICRC (International Committee of the Red Cross) dan beberapa negara lain termasuk ASEAN.
Masih di kesempatan yang sama, Menlu RI menjelaskan langkah diplomasi Indonesia dengan melakukan marathon diplomacy ke Bangladesh dan Myanmar. Selain bertemu dengan para pemangku kepentingan di kedua negara tersebut, Menlu Retno juga menyampaikan formula 4+1 yang dapat menjadi jawaban dari situasi yang terjadi di Rakhine State.
Baca: Menlu Retno Bahas Isu Rakhine di Sela Sidang PBB
Formula 4+1 yang diajukan adalah pemulihan keamanan dan perdamaian, menahan diri tidak menggunakan kekerasan, perlindungan bagi seluruh penduduk tanpa memandang latar agama atau etnis, serta akses bantuan kemanusiaan. Selain keempat elemen itu, langkah ke depan adalah memastikan pelaksaan rekomendasi laporan Kofi Annan.
Inisiatif dan langkah Indonesia memperoleh apresiasi yang tinggi dari negara-negara yang hadir di pertemuan Working Lunch tersebut. Menlu Australia Julie Bishop, Menlu Swedia Margot Wallstrom, dan Dubes Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley, secara khusus memuji langkah Indonesia dan kerja keras Menlu RI dalam membantu mencari solusi di Rakhine State.
Pertemuan tersebut dihadiri wakil dari kantor Sekjen PBB dan para menteri luar negeri serta Duta Besar dari sejumlah negera seperti Bangladesh, Myanmar, Australia, Swedia, Turki, Rusia, China, Kanada, AS, dan Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News