"Seluruh militer AS menonton dan menunggu. upaya yang telah dilakukan oleh Iran namun tidak bekerja, tapi mereka akan lakukan lagi. Saya dikelilingi lebih banyak orang, pistol, dan senjata daripada yang pernah saya lihat sebelumnya," tulis Trump di Social Truth, 25 September.
Tim kampanye Trump mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa bahwa Intelijen AS memperingati Trump tentang ancaman yang "nyata dan spesifik" dari Iran untuk membunuh Trump.
"Presiden Trump diberitahu oleh kantor Direktur Intelijen Nasional terkait ancaman nyata dan spesifik dari Iran untuk tidak stabilkan dan menanam bibit kekacauan di Amerika Serikat," ujar Direktur Komunikasi Steven Cheung, melansir Times of Israel.
Berdasarkan keterangan Steven, Intel AS mengatakan bahwa serangan dari Iran yang "terkoordinasi dan terus berlangsung" meningkat dalam beberapa bulan ini, serta "penegak hukum di seluruh badan negara sedang bekerja untuk memastikan Presiden Trump dan pemilu aman dari interfensi.
Sebelumnya, ketika bulan Juli menjelang upaya pembunuhan Donald Trump, Dinas Rahasia AS juga mengatakan mereka mendapatkan intel dari "sumber manusia" bahwa Iran sedang mencoba untuk membunuh Donald Trump atas pembunuhan Qassem Soleimani tahun 2020.
Meskipun begitu, pihak berwajib AS tidak pernah menemukan hubungan pelaku upaya pembunuhan Donald Trump yang pertama, Thomas Matthew Crooks dengan Iran. Pihak Misi Iran untuk AS juga menyebut tuduhan tersebut "tidak berdasar" dan "jahat".
Kemudian saat berita ini disusun, pihak berwajib belum juga menemukan koneksi pelaku upaya pembunuhan kedua Donald Trump, Ryan Wesley Routh dengan Iran.
Namun, Iran telah dilaporkan berbagai pihak melakukan peretasan terkait orang-orang yang terlibat dengan tim kampanye Donald Trump dan Biden.
Pihak Tim Analisa Ancaman Siber Google melaporkan pada bulan Agustus bahwa kelompok peretas dukungan Iran, APT 42 telah melakukan beberapa upaya peretas terkait individu-individu tim kampanye Biden, Trump, dan juga Harris.
Mereka melakukan upaya tersebut dengan metode phising email, malware, serta membuat laman-laman phising.
Pihak Intel Nasional AS, FBI, dan CISA, telah membuat pernyataan gabungan bulan ini, mengatakan Iran telah memberikan penawaran informasi "non-publik dan hasil curian" untuk tim kampanye Presiden AS, Joe Biden ketika dia masih mengikuti pemilu.
Saat berita ini disusun, Iran belum memberikan pernyataan apapun terkait tuduhan intel Iran dan Donald Trump.
Baca Juga:
Donald Trump 'Perdagangkan' Negara Israel Demi Ambisi Pilpres 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News