Menurut keterangan otoritas keimigrasian Kolombia, sedikitnya 13 prajurit Venezuela telah membelot dan melintasi perbatasan. Sebuah video di media sosial memperlihatkan empat tentara Venezuela yang menentang Presiden Nicolas Maduro dan balik mendukung Guaido.
"Kami sudah tidak tahan lagi atas semua ketidakpastikan dan ketidakadilan," kata keempat tentara tersebut, seperti dikutip dari laman BBC, Sabtu 23 Februari 2019. Meski terjadi pembelotan, mayoritas personel militer Venezuela masih setia kepada Maduro.
Sementara itu, Guaido -- yang telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pengganti Maduro -- mengunjungi jembatan Tienditas di Kolombia yang berbatasan dengan Venezuela. Di sana, ia ditemani Presiden Kolombia Ivan Duque.
"Selamat datang di sisi yang benar," sebut Guaido kepada sejumlah tentara yang membelot ke oposisi. Guaido menegaskan mereka yang membelot akan mendapatkan "amnesti."
Dalam peristiwa terpisah, pasukan Venezuela menembakkan gas air mata ke arah warga yang berusaha menyeberang ke Kolombia untuk mencari pekerjaan. Mereka juga menahan para relawan Guaido yang berusaha menyeberang untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Bentrokan pun tak terhindarkan. Dua orang dilaporkan tewas dalam bentrokan pada Sabtu, saat relawan berusaha melewati blokade militer Venezuela. Dua orang lainnya dilaporkan tewas satu hari sebelumnya.
Guaido bertekad menyalurkan bantuan kemanusiaan tersebut kepada mereka yang membutuhkan di Venezuela. Menurutnya, ada sekitar 300 ribu warga Venezuela yang sangat membutuhkan bantuan.
Namun Maduro bertekad menghalangi bantuan tersebut, terutama yang datang dari Amerika Serikat. Maduro menilai bantuan kemanusiaan hanya akal-akalan AS untuk melancarkan invasi ke Venezuela.
Menurut Guaido, gelombang pertama bantuan kemanusiaan telah memasuki Venezuela melalui perlintasan Brasil.
Baca: Trump Dorong Militer Venezuela Terima Tawaran Guaido
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News