Guaido telah mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pengganti Maduro pada 23 Januari. Deklarasi itu diakui lebih dari 50 negara, termasuk Amerika Serikat.
Namun Maduro masih mendapat dukungan militer Venezuela dan juga beberapa mitra kuat seperti Rusia dan Tiongkok.
Dalam unjuk rasa terbaru di Caracas, ribuan pendukung Guaido terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Beberapa pengunjuk rasa meneriakkan "pembunuh" saat bentrokan terjadi, yang kemudian dibalas petugas dengan semprotan merica.
Berpidato dalam aksi protes di ibu kota, Guaido mengumumkan bahwa dirinya akan melakukan tur ke seantero negeri. Ia juga memanggil seluruh pendukungnya untuk menggelar unjuk rasa besar di Caracas yang akan digelar "dalam waktu dekat."
"Kita semua akan datang, semua orang dari Venezuela datang ke Caracas, karena kita semua harus bersatu," tegas Guaido, seperti dikutip dari laman BBC.
Menggunakan pengeras suara di tengah kerumunan orang, Guaido menyerukan kepada semua pendukungnya untuk tetap "bersatu dan bergerak di jalanan."
Merespons ucapan Guaido via Twitter, Maduro menegaskan dirinya bertekad memerangi "agresi brutal terhadap masyarakat" Venezuela. "Kami tidak akan pernah menyerah," tegas Maduro. Maduro telah menuduh Guaido berusaha melakukan kudeta dengan bantuan "imperialis Amerika Serikat."
Seruan Maduro direspons para pendukungnya yang juga turun ke jalanan Caracas. Sebagian besar simpatisan Maduro ini berunjuk rasa menentang Guaido dengan mengenakan atribut serba merah.
.jpg)
Pendukung Maduro juga turun ke jalanan Caracas. (Foto: AFP)
Maduro menjadi presiden saat mentornya, Hugo Chavez, meninggal dunia pada 2013. Dalam beberapa tahun terakhir, Venezuela dilanda krisis ekonomi parah yang berimbas pada minimnya pasokan berbagai kebutuhan pokok. Inflasi di Venezuela juga meroket, bahkan hingga mencapai 800 ribu persen tahun lalu.
Krisis ekonomi yang mencekik ini telah membuat tiga juta warga Venezuela melarikan diri ke beberapa negara tetangga. Guaido berusaha mendatangkan bantuan kemanusiaan untuk warga yang memilih tetap tinggal di Venezuela. Namun Maduro menghalangi bantuan kemanusiaan tersebut, dengan mengatakan hal semacam itu hanya kedok AS untuk menginvasi Venezuela.
Baca: Ibu Kota Venezuela Gelap Gulita
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News