Menlu AS Rex Tillerson berbicara melalui telepon dengan Panglima Militer Myanmar Jenderal Senior Ming Aung Hlaing. (Foto: AFP).
Menlu AS Rex Tillerson berbicara melalui telepon dengan Panglima Militer Myanmar Jenderal Senior Ming Aung Hlaing. (Foto: AFP).

Menlu AS Desak Militer Myanmar Fasilitasi Bantuan untuk Rakhine

Fajar Nugraha • 27 Oktober 2017 10:44
medcom.id, Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson berbicara melalui telepon dengan Panglima Militer Myanmar Jenderal Senior Ming Aung Hlaing.
 
Percakapan yang terjadi pada 26 Oktober itu, berisi kekhawatiran atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine.
 
"Menlu (Tillerson) mendesak pasukan Myanmar untuk mendukung pemerintah mengakhiri kekerasan di Rakhine dan mengizinkan warga yang sempat mengungsi akibat krisis ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan bersama antara Myanmar dan Bangladesh pada 1992," ujar Juru Bicara Kemenlu AS, Heather Nauert, dalam keterangan tertulis Kemenlu AS, yang diterima Metrotvnews.com, Jumat 27 Oktober 2017.
 
"Di saat bersamaan, Menlu Tillerson juga mendorong militer memberikan fasilitas kepada bantuan kemanusiaan untuk didistribusikan kepada mereka yang terkena pengaruh krisis," imbuh Nauert.
 
 
Tidak hanya itu, Tillerson juga meminta agar Myanmar bisa memberikan akses kepada media dan bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan penyelidikan independen atas semua tuduhan pelanggaran HAM. 
 
"Menlu Tillerson juga mengecam serangan pada 25 Agustus lalu yang dilakukan pihak militan, kepada pasukan keamanan Myanmar di Rakhine," pungkasnya.
 
Bantuan Indonesia
 
Pemerintah Indonesia menjadi satu-satunya pihak yang diberikan akses untuk mendistribusikan bantuan langsung ke wilayah Rakhine.
 
 
Dua pesawat Hercules miliki TNI sudah tiba di Yangon pada Kamis 21 September 2017 lalu. Bantuan ini melengkapi delapan pesawat yang berisi bantuan kemanusiaan tiba di Bangladesh.
 
Empat hari kemudian, bantuan tersebut tiba di Sittwe, Ibuk Kota Rakhine, melalui jalur darat. Bantuan berisi berbagai kebutuhan untuk warga Rakhine.
 
Bantuan yang  dikirim melalui dua pesawat isinya antara lain tenda (kapasitas 100, 50 orang). Hal ini sangat penting karena tantangan yang dihadapi Pemerintah Myanmar memang masalah shelter atau penampungan.
 
Bantuan itu juga berisi tanki air dengan kapasitas 500 liter, alat penjernih air, obat-obatan, makanan, makanan siap saji. Ini kebutuhan yang dirasakan sangat mendesak bagi orang-orang disana.
 
Masih ada keinginan lain untuk memajukan warga Rakhine di Myanmar. Untuk itu, selain bantuan kemanusiaan, akan ada bantuan lain yang akan dikaji yang sejalan dengan rekomendasi mantan Sekjen PBB Kofi Annan.
 
Untuk jangka yang lebih panjang, Menlu mengingatkan mengenai implementasi rekomendasi dari Kofi Annan. Hal ini termasuk masalah pembangunan ekonomi, pendidikan dan kesehatan juga merupakan elemen-elemen yang masuk dalam rekomendasi itu.
 
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan