"Kami berusaha mengabulkan keinginan orang-orang yang tidak mampu," katanya saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015).
Melanie melanjutkan, yayasan sosial yang digagasnya berbeda dengan yayasan lain. Rumah Harapan tak memiliki anggota tetap, serta perencanaan kegiatan yang terstruktur.
"Ini proyek yang spontan, karena awalnya juga tidak menyangka akan melakukan kegiatan sosial seperti ini. Kita tidak punya basecamp. Jadi komunikasinya lewat media sosial saja, lewat fanbase yang saya buat. Tugas saya, memprovokasi fan untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain," paparnya.
Gayung pun bersambut. Rumah Harapan yang telah berdiri selama sembilan tahun itu menuai respons positif.
"Sebenarnya orang baik di Indonesia itu banyak. Mereka cuma butuh sebuah cara dan sarana untuk menyalurkan kebaikannya," kata perempuan yang kerap menyuarakan isu sosial ini.
Selain 'mengompori' penggemar, perempuan 38 tahun itu juga memiliki cara unik dalam menggalang donasi. Dia gemar mengumpulkan perlengkapan mandi dari hotel tempatnya menginap.
"Kalau menginap di hotel, saya selalu bawa perlengkapan mandi yang biasanya sudah disediakan, seperti sabun, sampo, dan pasta gigi. Lumayan kan, setelah terkumpul banyak bisa disumbang ke orang yang membutuhkan. Saya juga mengajari itu ke fan saya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News