Yoko yang berada dekat Lennon saat peristiwa nahas itu terjadi mengaku masih dibayang-bayangi sosok penembak Lennon, yang diketahui bernama Mark David Chapman.
"Saya merasa seperti rusa yang akan diburu. Saya sangat berhati-hati. Saat keluar, bahkan ketika ada di dalam apartemen saya," ujarnya kepada surat kabar Daily Beast, Rabu (14/10/2015).
"Sangat sulit rasanya untuk tidak berpikir tentang Chapman, terutama karena dia juga tidak berpikir hal buruk yang telah dia lakukan. Ini gila," tambahnya.
Chapman menembakkan lima peluru ke arah Lennon pada 8 Desember 1980, di Manhattan, saat mantan vokalis The Beatles itu selesai menjalani sesi rekaman lagu Walking On Thin Ice.
Lennon segera dibawa menggunakan mobil polisi menuju ke Rumah Sakit Roosevelt. Namun, nyawanya tak dapat diselamatkan. Pria kelahiran Liverpool, 9 Oktober 1940, itu menghembuskan napas terakhir pada pukul 23.07 waktu setempat.
Keterangan dokter menyebutkan, Lennon mengalami pendarahan serius di bagian dada. Lennon kehilangan banyak darah akibat penembakan.
Sementara, Mark David Chapman masih mendekam dipenjara hingga saat ini. Tahun lalu, permohonan pembebasan bersyaratnya ditolak oleh tim penilai departemen kehakiman.
Chapman dihukum penjara seumur hidup sejak 1981, setelah mengakui perbuatannya. Pria yang dipenjara di Wende Correctional Facility, Buffalo, ini dapat mengajukan kembali pembebasan bersyarat setiap dua tahun sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News