Ketika dihubungi Metrotvnews.com, Selasa (10/3/2015), kuasa hukum Neno, Sapta Simon, mengatakan bahwa kliennya tidak menipu.
"Kejadian ini berlangsung pada Desember 2014. Saat itu, memang terdapat beberapa jamaah Neno Tour yang tidak dapat berangkat karena masalah visa. Namun permasalahan visa bukan kewenangan kami. Karena dalam hal ini Neno Tour bekerja sama dengan perusahaaan lain yang menjadi provider pengurusan dokumen. Mereka lah yang mengurusi semua keperluan visa ke Kedutaan Besar Saudi Arabia," papar Sapta.
Lantaran tidak merasa melakukan penipuan, Neno akan melaporkan balik. Hingga kini, Neno sedang mengumpulkan bukti.
"Kita masih kumpulkan bukti yang pas. Yang pasti, Bunda Neno tidak melakukan penipuan. Kita datang dulu ke pemeriksaan perdana yang di-reschedule pada 23 Mret 2015. Setelahnya, baru akan kita laporkan (balik). Soal kapannya, akan kita infokan lagi nanti," urai Sapta.
Neno dilaporkan oleh pasangan suami istri Geodi Naim dan Mirza Dewiyanti ke Polres Jakarta Selatan pada 8 Januari 2015, dengan nomor laporan LP/40/K/I/2015/Restro Jaksel.
Neno disangkakan pasal 372 dan 378 KUHP tentang penggelapan dan penipuan. Ancamannya empat tahun penjara.
Kasus ini bermula ketika Geodi Naim dan Mirza Dewiyanti telah membayar sejumlah uang untuk perjalanan umrah kepada biro perjalanan milik Neno, bernama Neno Tour.
Saat sudah berada di Bandara Soekarno Hatta hendak berangkat umrah, tapi batal karena visa belum keluar. Bukan cuma Geodi dan Mirza yang batal berangkat, melainkan 32 jemaah lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
