"Aku cuma mau orang-orang businessman dan pemerintah daerah sadar bahwa Jakarta bukan barang dagangan," ujar Melanie saat dihubungi Metrotvnews.com melalui pesan singkat.
Putri promotor Adri Subono itu mengatakan, tidak ingin melihat para pengusaha terus-menerus menjual lahan di Jakarta hingga menyisakan hanya sedikit lahan hijau.
Ia membandingkan posisi rakyat dengan para pengusaha dan juga pemerintah daerah yang kerap bertindak semena-mena terhadap lingkungan Jakarta.
"(Pengusaha) komersil. Dijual terus. Tanah, (dijadikan) mall, (lahan) hijaunya sedikit. Rakyat umum melanggar, lantas didenda. Tapi pejabat ke kondangan bayar, dikawal. Ganti pemerintah, proyek lama di-stop. Jadi kota sampah, bangunan yang enggak jadi dilanjutin. Ganti proyek baru," serunya.
Melanie juga menyayangkan rumitnya proses pembuangan sampah karena masih harus berurusan dengan mafia. Problem klasik itu hingga kini belum terselesaikan dengan baik.
"Jalanan, aspal, dan lain-lain jadi tender. Sampah? Kita harus buang secara benar, dipilah. Begitu sampai di truk? Disatuin lagi. Mau diproses di Bantar Gebang enggak bisa karena ada mafia yang kita mesti bayar. Bayar. Bayar. Bayar," ketusnya.
Melanie yang tengah menulis surat terbuka untuk kedua capres RI ini berharap, hal-hal umum seperti itu bisa menjadi perhatian lebih bagi pemerintah agar tidak lagi menjadikan kota Jakarta sebagai barang dagangan yang bisa diperjualbelikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News