Untuk pertama kalinya, proyek musik visioner garapan Guruh Sukarno Putra bersama band Gipsy itu akan tampil langsung pada Sabtu, 4 Oktober 2025, di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta.
Nama Guruh Gipsy pertama kali bergema lewat album yang dirilis pada 1977. Bukan album biasa, karya ini menjadi pusaka yang menolak tunduk pada zamannya. Ketika tekanan sosial, politik, dan budaya begitu kuat, Guruh Sukarno Putra dan kawan-kawan menghadirkan perlawanan dengan cara berbeda: lewat musik.
Progresif rock Barat yang kala itu sedang digandrungi mereka taburkan bersama denting gamelan Bali, harmoni Nusantara, dan lirik penuh kritik sosial.
Digarap oleh Guruh Sukarno Putra sebagai komposer bersama band Gipsy, yang kala itu diperkuat oleh Chrisye (bass, vokal), Oding Nasution (gitar), Roni Harahap (piano), Abadi Soesman (keyboard, synthesizer), dan Keenan Nasution (drum, vokal), Guruh Gipsy terbentuk menjadi eksperimen musikal yang kosmopolitan, kompleks, tapi tetap berakar pada budaya bangsa.
baca juga:
|
Menunggu Hampir Setengah Abad
Sejak album itu lahir, Guruh Gipsy tidak pernah benar-benar naik panggung. Waktu terus berjalan, para personelnya menjalani kesibukan masing-masing, dan nama Guruh Gipsy hidup sebagai legenda yang hanya bisa didengar dari rekaman.Kini setelah 48 tahun berlalu, formasi personel yang tersisa, yakni Guruh Sukarno Putra, Keenan Nasution dan Abadi Soesman akan kembali tampil live secara penuh di Synchronize Fest 2025.
"Sebelum Synchronize ini, udah ada beberapa pihak juga sih yang pengen ajak Guruh Gipsy. Tapi dengan kesibukan kita masing-masing jadi nggak kepikiran gitu. Dengan Synchronize itu, Guruh Gipsy seperti mengerucut untuk bikin show-nya. Mungkin juga nanti vinyl-nya (re-issue lagi) atau apalah gitu," ungkap Guruh Sukarno Putra dalam siniar Shindu’s Scoop di kanal YouTube Medcom.id
Sementara itu bagi Abadi Soesman, undangan untuk tampil di Synchronize Fest 2025 ini seperti mengembalikan semangat yang lama terkubur.
"Kalau aku serasa hidup kembali. Ada yang menanggapi, terus kita diberi kesempatan untuk tampil, tapi kok masih ada yang mau gitu loh. Kita menysukuri, karena anugerah itu kita jadi semangat. Jadi ya itu, terasa hidup kembali," tutur Abadi.
Lebih lanjut, Keenan Nasution lebih melihat kesempatan tampil sebagai tantangan untuk memperkenalkan kembali Guruh Gipsy ke generasi baru.
"Banyak orang saat ini belum mengetahui Guruh Gipsy. Selama ini justru yang menghargai karya kita lebih banyak dari luar negeri, bukan dari sini. Di Indonesia, orang beli vinyl saya rasa hanya untuk gengsi, karena harganya makin mahal,” katanya blak-blakan.
Anugerah di Usia Senja
Bagi Guruh Sukarno Putra, kembalinya Guruh Gipsy bukan sekadar nostalgia. Ia menyebut semua ini sebagai bagian dari rencana Tuhan."Buat aku sih mengalir aja deh, pokoknya segalanya ini udah dirancang dan direncanakan oleh Tuhan gitu, kita tinggal ngelakoni aja gitu," ungkap Guruh Sukarno Putra.
Sebagai pencipta, ia berharap karya Guruh Gipsy tetap bisa memberi arti bagi para pendengar musik Tanah Air.
"Alangkah bahagianya kalau karya cipta kita tuh disukai dan diapresiasi baik oleh masyarakat gitu ya. Apalagi bermanfaat untuk mengharumkan bangsa dan negara, itu udah kayaknya anugerah yang luar biasa deh," lanjutnya.
Sebagai penutup, Abadi Soesman pun mengaku bersyukur karya mereka kini masih didengarkan.
"Kita bersyukur, ternyata masih ada yang mau mendengarkan Guruh Gipsy. Mudah-mudahan pendengar musik Tanah Air makin antusias mendengarkan kreasi kita," tutup Abadi Soesman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id