“Izinkan kami menginformasi bahwa: per hari ini, 19 Agustus 2025, album dan beberapa lagu Kami sudah tidak tersedia lagi di Spotify. Tentu kami sangat mempertimbangkan dengan matang langkah ini,” tulis La Ngetnik.
Menurut mereka, ada beberapa alasan logis yang membuat mereka akhirnya menarik lagu-lagunya dari Spotify. Lantas, apa alasan di balik langkah berani ini?
Rifan Khoridi, pendiri dan pemimpin La Ngetnik, menjelaskan secara rinci tiga alasan utama di balik keputusan tersebut saat dihubungi oleh Medcom.id.
Baca juga: WAMI Tantang Balik Ari Lasso soal Audit: Semua Ada Aturan Main! |
Kurangnya Transparansi Spotify Terhadap Musisi
Alasan pertama yang paling mendesak bagi La Ngetnik adalah isu transparansi data. Menurut Rifan, Spotify tidak memberikan laporan yang jujur dan akurat terkait jumlah streaming dan pendengar.“Dari beberapa grafik, Spotify ternyata tidak transparan kepada kami dalam laporan-laporan terkait streaming, angka-angka pendengar, dan sebagainya,” ungkapnya.
Masalah ini bukan hanya dirasakan oleh La Ngetnik. Setelah berdiskusi dengan sesama musisi, Rifan menyadari bahwa banyak yang menghadapi isu serupa.
Data di Spotify for Artists seringkali jauh berbeda dengan jumlah streams yang tertera di aplikasi. Bahkan, data dari agregator musik menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi.
“Ketika kami tanyakan juga pada beberapa teman musisi, Spotify memang problematik, Spotify memang bermasalah,” lanjut Rifan.
Kembali ke Rilisan Fisik
Selain masalah teknis, La Ngetnik juga memiliki visi baru dalam mendistribusikan musik mereka, yaitu kembali ke rilisan fisik. Rifan melihat rilisan fisik bukan sekadar tren, melainkan bentuk apresiasi langsung dari pendengar kepada musisi.“Rilis fisik bukan hanya soal tren, melainkan juga soal apresiasi secara langsung, atau direct appreciation, dari pendengar kepada pengkarya,” tutur Rifan.
Model ini dinilai lebih adil dan transparan dibandingkan sistem streaming. Rifan membandingkannya dengan platform seperti Bandcamp, di mana pendengar bisa langsung membayar untuk mengunduh lagu. Dengan cara ini, musisi tahu persis berapa penghasilan yang mereka dapatkan dari setiap karya.
Baca juga: Disebut WAMI Terima Royalti Puluhan Juta, Ari Lasso Merasa Kena Prank |
Sikap CEO Spotify yang Kontroversial
Alasan ketiga yang menjadi pemicu penting adalah keterlibatan CEO Spotify, Daniel Ek, dalam investasi di perusahaan militer. Daniel Ek diketahui memimpin putaran investasi sebesar €600 juta (Rp11,4 triliun) di Helsing, sebuah perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak AI untuk peralatan militer.La Ngetnik menilai tindakan ini tidak pantas secara etika dan kemanusiaan, terutama karena teknologi tersebut dikaitkan dengan konflik kemanusiaan di Timur Tengah, termasuk di Gaza, Palestina.
“Secara adab dan etika, tidak pantas,” tegas Rifan.
Langkah La Ngetnik ini adalah bentuk dukungan mereka terhadap gerakan anti-zionis dan protes terhadap sikap yang dinilai merusak kemanusiaan. Meski terasa kecil, Rifan berharap aksinya dapat menjadi bagian dari suara kolektif musisi.
Meskipun lagu mereka ditarik dari Spotify, Sobat Medcom masih bisa mendengarkan karya-karya La Ngetnik di berbagai platform lain, termasuk YouTube Music, Joox, iTunes, Bandcamp, dan Bahasa Ibu Records.
Profil La Ngetnik
Didirikan di Sumenep, Madura, pada tahun 2016 oleh Rifan Khoridi, La Ngetnik adalah grup musik yang awalnya bereksperimen dengan gamelan kontemporer. Namun sejak 2022, mereka berevolusi ke arah musik Folk Rock-Psychedelic, dengan fokus pada eksplorasi tetabuhan eksperimental dan elemen etnik.La Ngetnik terdiri dari Faris Nofail (gitar), Johariyadi (perkusi), Riang Harmonis (vokal), dan Rifan Khoridi (multi-instrument).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News