Keigo belum genap satu hari menjejakkan kakinya di Jakarta sore itu. Ini adalah kali pertama dirinya ke Indonesia. Para penggemar - yang kebanyakan juga musisi - berusaha menemui Keigo yang telah lama dinanti kehadirannya di Indonesia. Antusiasme Keigo menggali musik-musik Indonesia sangat terasa. Rasa ingin tahunya menggebu. Tak lama setelah memutar Transs, dia tiba-tiba bertanya kepada saya, "Band AKA dari Surabaya?"
Saya mengintip layar ponsel di genggamannya. Tampak laman situs serupa Wikipedia, berisi penjelasan tentang AKA dalam huruf Jepang. Terbata-bata kemudian Keigo mengeja nama "Ucok Harahap." Vokalis eksentrik AKA. Dari ponselnya terdengar track "Shake Me," sejurus kemudian dia tertawa geli dan spontan mengulang jerit Ucok di awal lagu, "Do you like sex?"
Melihat bagaimana antusias Keigo menggali musik-musik Indonesia, saya lantas memutarkan Otto Sidharta. Track "Gong" yang saya pilih nampaknya menarik perhatian Keigo. Dia lantas mencari nama Otto Sidharta di akun Spotify ponselnya, memutar beberapa track dari pionir musik eksperimental Indonesia itu.

(Keigo mendengarkan lagu band Transs - "Jawab Nurani." Foto: Shindu Alpito/Medcom)
Keigo Oyamada, sosok di balik moniker Cornelius, jadi magnet tersendiri dalam festival musik Joyland, yang digelar di lapangan softball Gelora Bung Karno, pada 4-6 November 2022. Keigo merupakan nama penting dalam ranah musik alternatif Jepang. Keigo melalui Cornelius seperti membuka ruang gelap eksplorasi musik eksperimental dalam takar yang tak banyak dijangkau sebelumnya.
"Ini adalah pertama kalinya saya ke Indonesia, tetapi saya tidak tahu banyak tentang itu. Yah, saya pikir saya ingin pergi ke Bali. Jakarta sama sekali tidak tahu banyak tentang Jakarta. Itu luar biasa. Berbagai musik dikirimkan kepada saya dan saya mendengarkannya. Budaya yang menakjubkan. Dengan festival seperti ini (Joyland), sangat menarik mengetahui untuk pertama kalinya tentang budaya dan scene (di Indonesia)," kata Keigo dalam wawancara eksklusif dengan Medcom.id.
Keigo se-antusias itu. Dirinya bahkan sudah menyiapkan diri untuk melihat band Indonesia yang akan tampil di Joyland Festival 2022. Saat saya tanya siapa yang akan dia tonton, Keigo lantas membuka ponselnya, melihat nama-nama band Indonesia yang menarik perhatiannya.
"Scaller, Craloya Eyes, White Shoes and The Couples Company. Beberapa waktu lalu, mereka (promotor Joyland) mengirimi saya video, dan saya menontonnya sambil makan," kata Keigo.
Tak ada yang meragukan musikalitas Keigo. Namanya terpajang dalam dalam daftar "100 Album Rock Jepang Terbaik Sepanjang Masa" yang dirilis majalah Rolling Stone Jepang. Album Fantasma dari Cornelius menempati urutan ke-sepuluh. Sementara album Camera Talk dari grupnya, Flipper's Guitar, menempati urutan ke-35.
Pada gelaran Olimpiade Jepang yang digelar tahun 2021, sejatinya Keigo didaulat menjadi komposer. Namun, dia mengundurkan diri menyusul isu perundungan yang terjadi pada masa lalu.

(Keigo dalam sesi wawancara eksklusif dengan Medcom.id. Foto: Shindu Alpito/Medcom)
Kembali ke soal Keigo dan musik Indonesia, ketertarikannya sebenarnya sudah lama. Dia sudah mengenal musik gamelan. Bahkan, Keigo mengetahui karakter musik gamelan Jawa yang lebih lembut bila dibandingkan dengan gamelan Bali.
"Saya suka gamelan. Saya sangat menyukainya."
"Saya punya teman yang melakukan sesuatu seperti band gamelan. Kami pernah sesi bersama. Saya ada di sana. Musik minimal atau ambient, musik kontemporer, semacam itu. Musik modern yang berakar pada gamelan. Saya suka itu," tukas Keigo.
Lebih dalam saya penasaran bagaimana seorang Keigo membuat musik. Karya-karya Keigo terdengar surealis. Dia menghadirkan musik dari gagasan-gagasan abstrak yang mungkin tak terpikirkan orang kebanyakan. Lagu "Typewrite Lesson" misal. Track dari album Fantasma itu mempedengarkan kegiatan belajar mengetik yang dipresentasikan dengan sangat musikal. Pada album lain, yaitu 69/96, Keigo terdengar sangat sonik dengan eksplorasi gitar yang eklektik. Saya mencoba menggali isi kepala Keigo saat meramu musik,
"Itu tergantung pada tujuannya (saat membuat musik). Saya memiliki banyak tujuan ketika saya membuat musik. Nah, ketika saya diminta untuk melakukan sesuatu, saya membuat sesuatu untuk tujuan itu. Dalam kasus pekerjaan saya sendiri. Kebebasan, atau lebih tepatnya, dimulai dari alam bawah sadar."
Soal ide, Keigo mengaku menyerap dari banyak hal. Ditambah dengan kegemarannya mengulik ragam rupa musik, baik dari internet atau rilisan fisik.
"Dari kehidupan sehari-hari, ngobrol-ngobrol dengan teman. Suasana sekitar, dan semacamnya. Kemudian mengendapkan hal itu dengan pengaruhnya terhadap saya. Saya pikir sering mendengarkan berbagai jenis musik juga memiliki pengaruh. (Juga) bagaimana perasaan hari itu," katanya.
Dalam wawancara tiga puluh menit itu, Keigo juga mengungakpan kekagumannya pada musisi muda hari ini. Menurutnya eksplorasi yang dilakukan para musisi hari ini gila. Sebagai seorang yang sering menenggelamkan diri dalam samudra internet, Keigo mengaku menemukan sangat banyak karya musik yang menarik perhatiannya. Dia lantas menunjukkan salah satu favoritnya, yaitu Kaitlyn Aurelia Smith.
"Entah bagaimana, musik baru-baru ini menarik. Saya sering mendengar (musik baru) karena mengikuti (banyak musik di digital streaming platform). (Digital streaming platform) memberi saya berbagai rekomendasi setiap minggu. Itu sebabnya saya selalu membuat daftar ketika saya mendengarkannya. Soal apa yang saya sukai akhir-akhir ini? Orang ini, Kaitlyn Aurelia Smith. Dari Amerika, tidak, Columbia. Memainkan musik elektronik. Musisi-musisi baru? Sangat gila. Musik yang belum pernah saya dengar sebelumnya sangat menarik."
Sore saya bersama Keigo ditutup dengan Rhoma Irama. Sebelum pamit, saya memperdengarkan sang Raja Dangdut dari sebuah video lawas yang diunggah ke YouTube. Kebetulan, dalam video itu Rhoma Irama tampil di sebuah televisi Jepang. Dia tampak antusias dan sempat bertanya soal efek suara gitar Rhoma yang entah bagaimana memancing rasa penasarannya. Sebelum video usai ditonton, Keigo tersenyum sembari menunjuk ujung pangkal gitar Bang Haji yang tak ada kepalanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id