"Band-band ini belum pernah tampil bersama di luar Jabodetabek. Jadi, selain karena mendengarkan materi-materi mereka, aku ingin explore hal baru juga."
"Banyak yang bertanya, 'Ini lagu tur, ya?' Nah ini salah satu goal=ku juga. Aku ingin bikin sesuatu yang gila aja," kata Rudiansyah Mochamad dari Moon Swimmer.
Bogor sendiri menjadi rujukan baru kancah musik di luar arus utama belakangan ini. Band-band ini bisa dibilang saling terkait secara pertemanan, meski dalam presentasi musik mereka punya karakter yang berbeda. Hal serupa juga terjadi di Surabaya yang lebih dulu dikenal sebagai kota penghasil grup-grup musik di Indonesia sejak era 1960-an.
Baca juga: Istilah Musisi Indonesia Go International Sudah Usang |
"Sungguh magis memang, Bogor dan Surabaya memiliki hubungan yang kuat meskipun terbangun dengan sendirinya. Keduanya memiliki latar belakang geografis hingga cuaca yang bertolak belakang, tetapi semangat bermusiknya tetap sama. Kerinduan bermain di Surabaya, terasa seperti tidak asing saat pertama kali menginjakkan kaki di sana, juga banyaknya kuliner yang enak adalah poin utama untuk masuk daftar kota yang wajib dijunjungi dan bermain di sana," tutur Adji Pamungkas, bassist The Jansen.
Tiket Asal Bunyi: Bogor Jatuh di Surabaya dijual seharga Rp150 ribu (presale 2), dan Rp350 ribu (bundle merch). Pentas ini turut menampilkan band Surabaya, yaitu Brunobauer, Cotswolds, People of The Sun, dan Egon Spengler.
Baca juga: Cara agar Konser Tunggal dan Tur Musisi Sukses di Tengah Gempuran Festival Musik |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News