Dalam wawancaranya bersama stasiun televisi Ziggo Sport saat laga final antara Paris Saint-Germain dan Inter Milan, mantan striker AC Milan ini justru menyebut aksi panggung dari Mike Shinoda cs kurang layak untuk tampil di final Liga Champions.
“Penampilan Linkin Park itu sampah, benar-benar sampah. Sungguh memalukan bahwa UEFA mengizinkan hal ini. Saya menganggapnya benar-benar bodoh, tidak berguna, sama sekali tidak berguna," ungkap Van Basten.
Menurut Van Basten, penampilan Linkin Park justru berpotensi mengganggu konsentrasi para pemain dari kedua klub yang tengah bersiap menghadapi laga krusial dalam kompetisi sepak bola paling bergengsi di Eropa tersebut.
baca juga: |
Ia juga menuding pihak UEFA kini mulai mengikuti jejak FIFA yang dinilainya terlalu fokus menjadikan pertandingan sebagai ajang hiburan berlebihan, alih-alih mempertahankan esensi dari olahraga itu sendiri.
"Para pemain sedang bersiap buat pertandingan terpenting dalam hidup mereka. UEFA sekarang ikut-ikutan FIFA. Ini konyol banget karena justru mengganggu fokus pemain," tegasnya.
Gaya blak-blakan Van Basten ini pun memicu perdebatan di kalangan pecinta sepak bola dan musik. Banyak yang mempertanyakan komentar pedas dari legenda Belanda itu, mengingat reputasi global Linkin Park sebagai salah satu band paling ikonik dengan deretan hit populer yang mendunia.
Di sisi lain, menjelang laga final Liga Champions 2024/2025, Linkin Park tampil solid dan memukau. Mereka membawakan medley yang memadukan lagu terbaru “The Emptiness Machine” bersama vokalis baru Emily Armstrong, serta beberapa lagu populer dari era album Meteora (2003) seperti “In The End” dan “Numb.” Aksi panggung Emily dan kawan-kawan pun ditutup secara megah lewat lagu “Heavy Is The Crown” dari album From Zero (2024).
Usai penampilan Linkin Park, pertandingan final pun resmi dimulai. Paris Saint-Germain (PSG) tampil mendominasi sepanjang laga dan berhasil membantai Inter Milan lewat skor telak 5-0.
Kemenangan tersebut sekaligus mencatatkan sejarah baru bagi klub asal Prancis itu, yang akhirnya meraih trofi Liga Champions pertama mereka sejak klub itu didirikan pada tahun 1970.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News