Pada masanya, grup musik qasidah modern legendaris asal Semarang itu sangat populer, khususnya di era 1980-an dan 1990-an. Mereka dikenal sebagai pelopor qasidah modern di Indonesia, yang sering menyuarakan isu sosial, politik, dan kemanusiaan melalui musik Islami yang sederhana dan mudah diterima masyarakat.
Kini, lebih dari tiga dekade kemudian, lirik lagu “Sengketa Teluk” terdengar seperti potongan berita terkini. Pada 13 Juni 2025 lalu, Iran mengibarkan bendera merah di Masjid Jamkaran, Qom—tanda simbolik dari dimulainya “perang suci” sebagai bentuk ancaman terhadap Israel.
| baca juga: Ibu-Ibu Nasida Ria Sudah Ramalkan Soal Nuklir dan Perang Teluk Arab |
Tidak hanya itu, ketegangan semakin meningkat ketika Amerika Serikat turut campur dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, sehingga memperparah eskalasi konflik.
Lagu ini seakan menjadi pengingat bagaimana sejarah bisa berulang, dan bagaimana musik dapat menjadi cermin peristiwa dunia.
Berikut lirik lagu “Sengketa Teluk”:
Kawasan dunia kini terkejutMenengok kearah kawasan Teluk
Iran Irak bertempur
Amerika turut campur
Uni soviet pun terlanjur
Iran Irak bertempur
Amerika turut campur
Uni soviet pun terlanjur
Reff.
Sengketa Teluk... semakin kusut
PBB kecut... malah semrawut
[Koor]
Adikuasa jadi penengah
Malah teluk fersi semakin parah
Ini sungguh ngeri, amat ngeri
Wajah Teluk Fersi semakin pucat pasi
Silang sengketa Teluk Fersia
Libatkan beberapa Negara
Reff
Damailah Iran.. Damailah Irak
Banyak sudah korban harta jiwa
[Koor]
Al-quran karim Ka'bah Baitullah Lambang persatuan umat Islam
Jangan bersengketa dengan saudara
Damailah segera ingatlah pada Allah
Rakyat sengsara hancur Negara
Bila terus terusan sengketa
[Vocal]
Kawasan dunia kini terkejut
Menengok kearah kawasan Teluk
Iran Irak bertempur
Amerika turut campur
Uni soviet pun terlanjur
[Koor]
Iran Irak bertempur
Amerika turut campur
Uni soviet pun terlanjur
(Nithania Septianingsih)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
