Lewat lagu “Sengketa Teluk” dari album bertajuk Nasida Ria Vol.16: Dimana-mana Dosa dan single "Bom Nulir" yang dirilis pada era 90-an, ibu-ibu qasidah ini tampak seperti peramal lintas zaman.
baca juga: Jadi Grup Kasidah Terbesar di Indonesia, Nasida Ria Dakwah lewat Seni |
Nasida Ria, dengan rebana dan syair-syairnya yang sederhana, seolah sudah mengingatkan kita puluhan tahun lalu seperti penggalan lirik "Sengeketa Teluk" berikut ini:
Kawasan dunia kini terkejut
Menengok kearah kawasan Teluk
Iran Irak bertempur
Amerika turut campur
Uni Soviet pun terlanjur
Lirik lagu di atas seolah terasa seperti breaking news yang meramaikan berita di televisi dan bersliweran di media sosial hari ini.
Konflik Teluk yang digambarkan dalam lagu "Sengeketa Teluk" kini seolah terasa relevan, ketika pada 13 Juni lalu Iran mengibarkan bendera merah di Masjid Jamkaran, Qom—tanda dimulainya “perang suci” yang melambangkan peringatan perang dan ancaman balasan dendam kepada Israel.
Belum cukup, keterlibatan Amerika Serikat dalam membantu Israel dengan menyerang tiga fasilitas nuklir di Iran semakin menambah eskalasi.
Dunia pun kini menahan napas, khawatir akan pecahnya perang besar, terlebih Iran dikenal memiliki kekuatan nuklir yang belum sepenuhnya terungkap.
Dan Nasida Ria? Ibu-ibu qasidah rebana ini telah mengingatkan kita soal senjata pemusnah massal lewat lagu bertajuk "Bom Nuklir".
Bila bom nuklir diledakan
Akan musnah kehidupan di bumi
Wahai pencipta bom nuklir terlaknat
Mengapa kau undang hari kiamat
Lewat karya mereka yang membawa lirik-lirik penuh pesan, Nasida Ria seolah mengingatkan kita bahwa kehancuran dunia terjadi jika ego, kerakusan, dan nafsu perang terus dibiarkan.
(Basuki Rachmat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News