Seketika ribuan pekerja seni di sejumlah daerah ambruk terkena dampaknya di awal pandemi. Panggung-panggung tempat biasa tampil banyak ditutup. Sementara metode pagelaran virtual belum begitu familiar di kalangan mereka.
Perlahan tapi pasti, industri seni kini mulai bangkit. Sejumlah panggung, pentas dan konser mulai menggeliat lagi. Konser, pertunjukan hingga pameran seni virtual pun bukan barang baru sekarang.
Maka ketika mendapat tawaran menggarap acara bertajuk Pagelaran Sabang-Merauke, seniman Rusmedi Agus teringat rekan-rekan sejawatnya di Yogyakarta. Saking semangatnya, pria yang akrab disapa Memed itu mengajak hingga 135 penari. Padahal, rencananya hanya melibatkan 80 penari.
Memed sempat harap-harap cemas karena takut, iForte selaku penggagas acara tidak menyetujui permintaannya. Ketakutan Memet tak terbukti karena iForte menyetujui penambahan tim itu.
"Awalnya penari ini 80 orang, tapi kalau dihitung-hitung jadi 135, saya sempat takut bisa di-approve enggak ya untuk ikut pagelaran ini," kata Rusmedi Agus di Jakarta.
Memed menganggap keterlibatan para seniman di proyek Pagelaran Sabang-Merauke seperti mendapat napas baru untuk melanjutkan kehidupan. Selama pandemi, mereka disebut tiarap karena tak lagi tampil. Karena itu, dia menyebut kehadiran Pagelaran Sabang-Merauke seperti oase di padang pasir bagi para seniman tradisi itu.
"Terus sangat mengharukan ketika diberitahu bahwa iForte akan berbagi pada seniman yang dalam kondisi 'kehausan'. Mungkin ada penari yang dalam keadaan kesusahan dapat panggilan tampil di sini mereka merasa seperti melihat oase di padang pasir. Mereka selama pandemi banyak yang tiarap dan mereka-mereka ini kebanyakan adalah tulang punggung keluarga," tuturnya.
Memet pun memberikan pujian khusus kepada Vice President Director Marketing & Sales iForte Silvi Liswanda yang mendukung penuh projeknya, sekaligus ikut membantu para seniman. Petinggi lain dari anak perusahaan Protelindo itu dianggap Memed mau menunjukkan apresiasi besar terhadap seniman tradisi di daerah.
"Jawaban ibu Silvi saat saya ajukan jumlah penarinya, tidak ada penolakan sama sekali. Tidak terbayangkan ini project miliaran tapi mereka mau percaya pada seniman daerah seperti semua yang ada di sini," katanya antusias.
.jpg)
Menebalkan Nasionalisme
Pagelaran Sabang – Merauke pertama kali digelar di Pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta, pada 26 Maret 2022. Mendapat respons positif, acara ini akhirnya dibawa ke Jakarta lewat Pementasan "Pagelaran Sabang Merauke - Premiere With Live Performance" di Djakarta Theater pada 3-5 Juni 2022.
Sama seperti acara perdana, Memed menggabungkan tari tradisional dan modern dalam projek itu. Sehingga dia menggandeng Sandidhea Cahyo Narpati, Pulung Jati, Dian Bokir, dan Rizky Dafin di departemen tari.
Sementara di lini vokal, Kikan Namara tampil menjadi lead vocal bersama penyanyi lain seperti Mirabeth Sonia, Christine Tambunan, Taufan Purbo dan Alsant Nababan. Kikan tak hanya tampil sebagai penyanyi, dia juga tampil sebagai music director alias pengarah musik.
Kikan dan keempat penyanyi secara bergantian menyanyikan lagu-lagu tradisional yang ada di sejumlah tempat di Indonesia, lengkap dengan busana adatnya. Mulai dari "Bungong Jeumpa", "Sik Sik Sibatumanikam", "Kampuang Nan Jauh Dimato" hingga lagu lain yang ada di Sumatera seperti "Injit Injit Semut" dan "Soleram" yang berasal dari Riau.
(2).jpg)
Penampilan mereka disokong musik etnik dan tarian asal lagu yang sedang dinyanyikan. Termasuk layar besar yang menghadirkan ciri khas dan tokoh setempat. Sebut saja ketika Laksamana Keumalahayati ditonjolkan saat "Bungong Jeumpa" berkumandang. Pagelaran terus berlanjut menyisiri sejumlah wilayah Indonesia lain seperti Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Menyaksikan pagelaran ini, penonton seakan dibawa berpetualang melihat khasanah budaya Indonesia yang kaya. Disajikan keanekaragaman budaya, tari dan alat musik itu membuat rasa nasionalisme penontonnya semakin tebal.
"Pagelaran Sabang – Merauke ini memiliki konsep yang sangat unik dan berbeda dari yang pernah aku jalani dalam seni pertunjukan. Kami berupaya menampilkan berbagai elemen kesenian dari seluruh Indonesia sebagai satu kesatuan yang tidak hanya menghibur, namun juga kami harapkan dapat menimbulkan rasa bangga terhadap budaya bangsa," kata Kikan Namara.
Pagelaran Sabang - Merauke juga turut menghadirkan festival UKM pilihan untuk membangkitkan semangat kebanggaan terhadap produk anak bangsa. Festival UKM ini melibatkan berbagai UKM #banggalokal binaan BCA serta UKM yang mewakili program iFortepreneur, program Digital Business Plan Competititon untuk UKM dari iForte.
.jpg)
Silvi dan iForte pun puas dengan hasil kerja para pekerja seni yang dikomandoi Memed. Acara seperti ini menjadi penting disaksikan anak-anak muda agar memahami betapa kayanya budaya Indonesia. Bukan tidak mungkin, acara ini berlanjut ke tempat lain di Indonesia. Bahkan hingga ke mancanegara
"Kita semua memiliki semangat yang sama, untuk menyebarkan semangat dan cinta budaya tanah air, terutama generasi muda sebagai harapan penerus bangsa agar lebih mencintai dan bangga akan kekayaan budaya Indonesia," kata Silvi.
Sementara bagi Memed, acara ini tidak hanya menampilkan sejumlah lagu, tarian dan budaya di sejumlah tempat di Indonesia. Dia juga ingin menunjukkan rasa persaudaraan yang harus dijunjung tinggi. Lebih dari itu, dia hendak menampilkan betapa tangguhnya orang-orang Indonesia.
"Bangsa ini adalah bangsa pejuang. Buktinya mampu melewati pandemi," tutup Memed.
Selain bisa ditonton langsung, Pagelaran Sabang - Merauke disaksikan melalui akun Youtube iForte Solusi Infotek mulai Senin, 6 Juni 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News