Padi Reborn (Foto: Medcom/Ratu)
Padi Reborn (Foto: Medcom/Ratu)

Padi Reborn: Kita Tidak Bisa Melawan AI

Elang Riki Yanuar • 10 Desember 2025 09:00
Jakarta: Grup musik Padi Reborn mengaku bahwa mereka tidak masalah dengan kecerdasan buatan (AI) yang mulai masuk ke ranah musik selama ada regulasi yang menaungi penggunaan ini. Namun, mereka juga yakin bahwa lagu-lagu mereka memiliki karakteristik yang tak mungkin ditiru oleh teknologi. Padi Reborn pun mengedepankan adanya pengalaman rasa antara mereka dan para penggemar.
 
Ketika melakukan wawancara eksklusif dengan Medcom, gitaris Padi Reborn, Piyu menyatakan bahwa mereka tidak akan bisa melawan dominasi AI di era sekarang. Namun, Piyu mendorong para musisi untuk bisa beradaptasi dengan itu.
 
“Ini kita tidak bisa kita melawan mereka. Tapi, gimana caranya kita bisa adaptasi,” tutur Piyu.

Gitaris berusia 52 tahun ini memaparkan harapannya terhadap adaptasi AI di dunia seni, khususnya musik. Ia ingin AI tetap diatur dalam sebuah regulasi untuk melindungi hak-hak para musisi atau seniman yang sudah lama berkarya di industri. 
 
“Adaptasi dalam artian, ya, AI pasti nanti akan diikuti oleh aturan-aturan atau regulasi yang akan mendukung untuk bisa melindungi dari para musisi atau seniman yang memang sudah berkarya udah lama gitu,” harap Piyu.
"Tapi, jangan dijadikan AI itu jadi semacam source utamanya. Hanya sebagai tools untuk membantu saja. Itu lebih relevan," lanjutnya. 
 
Piyu juga berkaca pada label musik luar negeri yang telah mengadopsi kecerdasan buatan ini untuk beberapa musisi naungan mereka. Bahkan, sampai di tahap memperbolehkan suara mereka dipakai untuk keperluan AI dengan harapan timbal balik.
 
Kemudian, drummer Padi Reborn Surendro Prasetyo atau Yoyo merasa tak khawatir dengan masa depan AI yang berpotensi menggantikan musisi. Menurutnya, rasa yang disampaikan seorang penyanyi dalam lagu mereka adalah suatu hal yang tidak bisa direkayasa oleh teknologi.
 
“Kalau saya, sih, punya keyakinan (kalau) musik itu, kan, disampaikan dengan rasa. Dan rasa itu tidak bisa diadaptasi dengan teknologi,” tegasnya.
 
Meski musik akan terus berevolusi mengikuti teknologi, Yoyo tetap yakin bahwa setiap musisi memiliki ciri khas masing-masing. Karakteristik inilah yang tidak mungkin ditiru oleh kecerdasan buatan. 
 
“Jadi, seperti Padi, nih. Musiknya Padi, (itu) Padi banget karena yang main Mas Ari, Mas Piyu, Mas Rindra, Mas Fadly, saya gitu. Jadi, ya, musik akan terus bertumbuh,” tambah Yoyo.
 
Tak hanya Piyu dan Yoyo, vokalis utama Padi Andi Fadly Arifuddin juga menuturkan eratnya kaitan musisi dengan pertunjukan langsung. Koneksi antara pemusik dan penggemar merupakan sebuah pengalaman emosional yang tak bisa digantikan.
 
“Live itu pengalaman rasa dan musik itu tidak bisa lepas dari live show… Itu, sih, yang saya rasa. Aku bisa menangis nonton (konser) U2 dia mainin live langsung. Karena itu, lah, pengalaman rasa,” timpal Fadly.
 
Di kesempatan yang sama, Piyu sempat mengenang masa-masa di mana mereka masih membuat musik menggunakan pita rekaman dan menggotong alat tersebut ke studio menggunakan transportasi umum. Kemudian, semua berubah ketika masuk ke era digital saat semua menggunakan teknologi komputer.
 
“AI itu sama aja ketika era Padi yang dulu rekamannya secara analog. Kita rekamannya pake pita, masih pake rekaman multitrack. Terus, ke mana-mana kita masih bawa pita untuk rekaman itu naik metromini. Tiba-tiba, industri musik untuk recording teknologi udah berubah. Tiba-tiba semua pakai komputer bisa rekaman,” kenangnya.
 
(Nyimas Ratu Intan Harleysha)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan