Taylor Swift (Foto: X/taylorswift13)
Taylor Swift (Foto: X/taylorswift13)

Kronologi Taylor Swift "Tebus" Master Albumnya Sendiri Rp5,8 Triliun

Rafi Alvirtyantoro • 05 Juni 2025 11:04
Jakarta: Penyanyi Taylor Swift telah berhasil merebut kembali seluruh karya musik yang diciptakannya. Ini terjadi setelah Swift kehilangan hak atas master rekaman enam albumnya. Perlu diketahui, master rekaman seringkali dimiliki oleh label rekaman. Kepemilikan master rekaman secara sah berarti berhak melakukan monetisasi dan langkah-langkah komersial atas musik itu. 
 
Pada kasus Taylor Swift, dia tidak mendapatkan hak atas master saat label tempatnya bernaung untuk merilis enam album dijual. Swift secara dramatis akhirnya kembali mendapatkan hak master album-album lawasnya dengan membeli dengan harga fantastis.
 
Kabar bahagia tersebut disampaikan melalui laman resmi miliknya dalam bentuk surat untuk para penggemar.

“Semua musik yang pernah saya buat... sekarang milik... saya,” tulis Taylor Swift, pada Jumat, 30 Mei 2025.
 
Taylor Swift mengaku mengalami banyak hal sulit saat memikirkan karya musik miliknya yang “hilang.” Namun ternyata mimpi itu telah terwujud dalam hidupnya.
 
“Ini adalah impian terbesar saya yang menjadi kenyataan,” tulis Taylor Swift. 
 
Ia mengucapkan terima kasih kepada penggemar yang telah membantunya untuk mendapatkan hak atas karya-karyanya. Taylor Swift mengatakan bisa membeli album-albumnya kembali karena versi rekaman ulang karyanya.
 
"Ucapan terima kasih kepada kalian rasanya tidak cukup, karena kalian terlah membantu mempersatukan saya dengan karya saya kembali, karya yang saya dedikasikan seumur hidup saya dan belum pernah saya miliki hingga hari akhirnya terwujud sekarang," tulisnya.
 
Diketahui bahwa Taylor Swift telah merilis ulang beberapa album dengan Taylor's Version. Mulai dari Fearless, Speak Now, 1989, hingga Red.
 
Sementara itu, Taylor Swift juga berterima kasih kepada semua orang di Shamrock Capital karena telah membantu mewujudkan impiannya.
 
Melansir dari Billboard, sumber mengatakan bahwa Shamrock Capital menjual katalog musik Swift kepadanya dengan nilai sekitar $360 juta (Rp5,8 triliun). Angka ini lebih besar dengan jumlah yang dibayarkan oleh perusahaan ekuitas swasta tersebut saat mengakuisisinya pada 2020 lalu.
 
Kisah Taylor Swift dalam merebut kembali hak atas enam album pertamanya menjadi salah satu peristiwa penting di industri musik. Oleh karena itu, mari kita melihat kembali bagaimana perjalanan ini dimulai.
 
Baca juga: Sejauh Mana Hak Cipta Musik dapat Dikomersialisasi?

Kronologi Taylor Swift Merebut Seluruh Karya Musiknya


Juni 2019: Ithaca Holdings Milik Scooter Braun Mengakuisisi Big Machine

Perjalanan ini dimulai dari Scooter Braun, manajer bintang-bintang seperti Justin Bieber dan Ariana Grande saat itu, telah membeli Big Machine Label Group milik Scott Borchetta senilai $300 juta (Rp4,8 triliun) melalui perusahaannya, Ithaca Holdings pada 30 Juni 2019.
 
Akuisisi itu membuat Ithaca memperoleh hak atas musik dari berbagai artis, termasuk Taylor Swift. Pelantun lagu “Love Story” itu adalah artis terbesar di Big Machine, hingga Taylor Swift pindah ke Republic Records di bawah Universal Music Group pada 2018.
 
Kabar tersebut pun mendapatkan respons negatif dari Taylor Swift yang merasa tidak puas dengan kesepakatan itu. Apalagi ia baru mengetahuinya setelah diumumkan kepada publik. 
 
Taylor Swift menyebutnya sebagai skenario hidup terburuknya sambil menyinggung intimidasi manipulatif yang tak henti-hentinya dari Scooter Braun selama bertahun-tahun.
 
"Setiap kali Scott Borchetta mendengar nama 'Scooter Braun' keluar dari mulut saya, itu terjadi saat saya menangis atau berusaha menahan tangis," tulis Taylor Swift melalui Tumblr miliknya.
 
"Dia tahu apa yang dia lakukan; mereka berdua tahu. Mengendalikan seorang wanita yang tidak ingin dikaitkan dengan mereka,” lanjutnya. 
 
Namun pernyataan itu langsung dibantah oleh Scott Borchetta. Ia menyangkal klaim Taylor Swift bahwa ia tidak mengetahui penjualan tersebut sebelum pengumuman, dan juga menambahkan bahwa ia belum pernah melihat reaksi negatif Taylor Swift terhadap Scooter Braun.


Agustus 2019: Rencana Taylor Swift Merekam Ulang Musik Era Big Machine

Setelah akuisisi itu memicu kontroversi, Taylor Swift mengumumkan rencananya merekam ulang musiknya untuk mendapatkan kendali atas master, setidaknya untuk versi enam album pertamanya. 
 
“Ini adalah sesuatu yang sangat saya nantikan, karena kontrak saya menyatakan bahwa mulai November 2020, saya bisa merekam ulang album satu hingga lima,” kata Taylor Swift di Good Morning America.


November 2019: Larangan untuk Taylor Swift Menyanyikan Lagu Lama

Taylor Swift menyampaikan bahwa Scooter Braun dan Scott Borchetta tidak memberikan izin untuknya membawakan lagu-lagu lama. Padahal itu berencana untuk membawakan medley lagu-lagu hitsnya sebagai bagian dari American Music Awards (AMAs) yang menghormatinya sebagai Artis Dekade.
 
“Mereka mengklaim itu akan menjadi rekaman ulang musik saya sebelum saya diizinkan tahun depan,” tulis Taylor Swift di akun Twitter miliknya, sekarang X.
 
Scooter Braun pun mengunggah pernyataan yang mengklaim tidak masalah jika Taylor Swift dapat dan harus menampilkan lagu apapun yang diinginkan di AMAs. “Saya tidak pernah dan tidak akan pernah mengatakan sebaliknya. Anda tidak memerlukan izin siapa pun untuk melakukannya secara hukum, tetapi saya menyatakannya di sini dengan jelas dan publik agar tidak ada lagi perdebatan atau kebingungan” tulisnya.
 
Akhirnya, Taylor Swift membawakan medley tersebut di AMAs.


2020: Ithaca Menjual Katalog Taylor Swift ke Shamrock Capital

Sebuah perusahaan ekuitas swasta yang didirikan oleh Roy Disney, Shamrock Capital, telah membeli katalog Taylor Swift dari Scooter Braun dan Ithaca seharga sekitar $300 juta (Rp4,8 triliun) pada 16 November 2020. Nilai jual itu pun sama seperti yang dikeluarkan Scooter Braun saat mengakuisisi Big Machine pada 2019.
 
Taylor Swift pun langsung memberikan tanggapan mengenai penjualan tersebut. “Ini adalah kedua kalinya musik saya dijual tanpa sepengetahuan saya,” tulisnya.
 
Taylor Swift pun mengaku sempat bernegosiasi dengan Scooter Braun, tetapi ada kesepakatan yang dinilai merugikannya. Bahkan sebelum ia melihat catatan keuangan BMLG, yang merupakan langkah pertama dalam pembelian semacam ini.
 
“Tim Scooter ingin saya menandatangani perjanjian kerahasiaan (NDA) yang tidak dapat dibatalkan, yang menyatakan bahwa saya tidak akan pernah mengatakan sepatah kata pun tentang Scooter Braun kecuali itu positif,” tulis Taylor Swift. 
 
“Jadi, saya harus menandatangani dokumen yang akan membungkam saya selamanya sebelum saya bahkan memiliki kesempatan untuk menawar karya saya sendiri,” lanjutnya.
 
Pada 2023, Music Business Worldwide pernah melaporkan adanya percakapan antara pihak Braun dan Swift untuk kesepakatan sebelum penjualan ke Shamrock. Walaupun hal itu jelas tidak pernah terjadi.
 
Baca juga: Memahami Hak Moral dan Hak Ekonomi dalam Karya Musik
 

2021-2023: Kelahiran Taylor's Version yang Mendunia

Pada 11 Februari 2021, Taylor Swift mengumumkan bahwa albumnya yang bertajuk Fearless akan menjadi yamg pertama direkam ulang dari era Big Machine dengan Taylor's Version. 
 
"Saya telah banyak berbicara tentang mengapa saya membuat ulang enam album pertama saya, tetapi cara yang saya pilih untuk melakukan ini diharapkan dapat menjelaskan dari mana saya berasal," tulis Taylor Swift.
 
Setelah merilis Fearless pada April 2021, Taylor Swift melanjutkan seri Taylor's Version untuk album lainnya. Mulai dari Red (12 November 2021), Speak Now (7 Juli 2023), 1989 (26 Oktober 2023).
 
Album Taylor's Version pun meraih kesuksesan yang lebih besar dibandingkan versi aslinya, seperti 1989 (Taylor's Version) berhasil terjual 1,3 juta unit hanya dalam minggu pertama, mengalahkan debut 1989 satu dekade sebelumnya. 
 
Luminate melaporkan bahwa album Fearless (Taylor's Version) telah terjual 3 juta unit, Red (Taylor's Version) 5,2 juta, Speak Now (Taylor's Version) 2,7 juta, dan 1989 (Taylor's Version) 4,9 juta di Amerika Serikat. 
 

30 Mei 2025: Hari Kemerdekaan Taylor Swift 

Ini menjadi momen sangat penting dalam perjalanan karier Taylor Swift. Setelah karya-karya musiknya “dijajah” selama beberapa tahun, akhirnya Taylor Swift bisa mengambil alih semuanya. 
 
Seperti yang telah disebutkan bahwa Billboard melaporkan Taylor Swift membeli karya musiknya melalui Shamrock Capital sebesar $360 juta (Rp5,8 triliun).
 
“"Saya terus menangis gembira mengetahui bahwa ini benar-benar terjadi,” tulis Taylor Swift. 
 
Melansir dari The Hollywood Reporter, Scooter Braun merasa senang setelah Taylor Swift mendapatkan kembali hak atas karya musiknya.
 
Sementara itu, Taylor Swift menyampaikan nasib dari dua album lainnya yang belum mendapatkan Taylor's Version. “Kedua album itu masih bisa memiliki momennya untuk muncul kembali ketika waktunya tepat, jika itu adalah sesuatu yang akan membuat kalian bersemangat,” tulisnya.
 
"Tetapi jika itu terjadi, itu tidak akan berasal dari tempat kesedihan dan kerinduan akan apa yang saya harapkan bisa saya miliki. Itu hanya akan menjadi sebuah perayaan,” pungkas Taylor Swift. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan