Aksi Kpop4Planet di kantor Hybe (Foto: Kpop4Planet)
Aksi Kpop4Planet di kantor Hybe (Foto: Kpop4Planet)

Sampah Album Plastik Meningkat, Penggemar K-pop Demo di Kantor Label BTS

Medcom • 05 September 2024 08:00
Jakarta: Penggemar K-pop menggelar aksi kampanye dengan berkumpul di depan kantor pusat HYBE, di Seoul untuk mendorong praktik-praktik penjualan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
 
Aksi kreatif bertajuk ‘Plastic Album Sins’ dari Kpop4Planet itu menampilkan boneka yang melambangkan para penggemar yang terbebas dari taktik penjualan album.
 
HYBE adalah perusahaan hiburan asal Korea Selatan yang berdiri sejak tahun 2005 silam. Label yang menaungi boyband BTS itu dituding melakukan praktik penjualan album sehingga menambah polusi plastik secara signifikan di planet bumi.

Dalam aksi kampanye itu, Kpop4Planet menuntut perusahaan hiburan K-pop tersebut karena menggunakan taktik 'penjualan kotor' seperti menjual photocard secara acak, melakukan sistem undian untuk fansign, dan mengeluarkan beberapa versi album, yang mendorong penggemar melakukan pembelian secara massal.
 
Dalam laporan pada tahun 2023, HYBE pada praktiknya menunjukkan peningkatan 77,9% dalam penggunaan plastik untuk produksi album antara tahun 2022 sampai 2023. Sehingga, the Korea Institute of Corporate Governance and Sustainability (KCGS) menyebut kinerja ESG HYBE memiliki nilai terendah dalam kategori lingkungan dibanding para pesaingnya seperti SM, YG, dan JYP.
 
baca juga: Ditahan Polisi Usai Berkendara Saat Mabuk, Suga BTS Minta Maaf

 
"Dengan krisis iklim yang semakin memburuk, November 2024 nanti kota Busan di Korea Selatan akan menjadi tuan rumah dari perundingan penting yaitu negosiasi antarpemerintah atau Intergovernmental Negotiating Committee ke-lima (INC-5) untuk membahas dan menghasilkan perjanjian yang mengikat secara hukum internasional mengenai polusi plastik. Sangat miris, industri hiburan yang menjadi salah satu pendorong ekonomi Korea Selatan tetap mempraktikan penjualan yang meningkatkan volume sampah polusi plastik dan ikut menyumbang emisi di planet bumi," kata Dayeon Lee, juru kampanye Kpop4Planet, dikutip dari keterangan tertulis.
 
“Industri K-pop tidak akan seperti sekarang ini tanpa penggemar, jadi kami berharap HYBE akan mendengarkan suara penggemar, dan kami tidak akan berhenti sampai kami mendengar jawaban HYBE atas tuntutan kami untuk mengakhiri taktik pemasaran album yang menyesatkan,” lanjut Lee.
 
Pada bulan Agustus 2024 kemarin, Kpop4Planet juga telah melakukan jajak pendapat secara daring yang diikuti lebih dari 12.000 penggemar K-pop di Korea Selatan dan seluruh dunia. Sebanyak 42,8% partisipan memilih bahwa penggunaan album K-pop sebagai alat undian untuk mengikuti acara fansign dengan idola merupakan taktik penjualan terburuk dari perusahaan hiburan seperti HYBE.
 
Pada survei serupa yang dilakukan sebelumnya, terdapat 36,5% penggemar K-pop secara global merasa tertekan membeli beberapa album untuk mengumpulkan photocard anggota grup K-pop secara individual yang ditambahkan ke dalam paket album CD. Sekitar 27,7% fans membeli album untuk meningkatkan peluang mereka menghadiri acara eksklusif seperti fansign bersama artis idola mereka.
 
Tak hanya aksi kampanye, Kpop4Planet juga telah melayangkan surat terbuka kepada HYBE untuk menyudahi penjualannya itu. Namun, hingga saat ini, perusahan hiburan Korsel itu belum memberikan tanggapan apapun terkait tuntutan tersebut.
 
baca juga: Penggemar Rela Tukar Hadiah dari Liam Gallagher demi Tiket Konser Oasis

 
Menurut laporan dari parlemen Korea pada tahun 2022, jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh perusahaan hiburan meningkat 14 kali lipat dalam enam tahun terakhir. Namun, upaya-upaya yang telah dilakukan, seperti penggunaan kertas ramah lingkungan, perilisan album secara digital, dan photocard yang dapat dilarutkan masih belum mampu mengatasi permasalah tersebut.
 
“Upaya yang telah dilakukan baru-baru ini (menggunakan tinta kedelai, atau bahan daur ulang lainnya untuk album) juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak benar-benar memahami apa yang diinginkan penggemar. Perusahaan hiburan harus mengubah cara penggemar dapat mengakses acara fansign dan mengembangkan sistem lain yang tidak akan mendorong penggemar menghasilkan sampah hanya untuk melengkapi koleksi photocard  mereka,” ujar Mathieu Berbiguier, penggemar ENHYPEN dan Asisten Profesor Tamu Studi Korea di Universitas Carnegie Mellon, Amerika Serikat.
 
Taktik penjualan album plastik itu tak hanya ramai di kalangan K-pop, tetapi juga merambat di industri musik eropa seperti Taylor Swift, Billie Eilish, dan sebagainya.
 
(Syarief Muhammad Syafiq)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan