COKI merupakan nama panggung yang digunakan oleh Ray sebagai pembuat lagu. Dia kemudian melibatkan Acus sebagai vokalis dan Bebe, Ega, Slepo, dan Racka sebagai session player dan music producer.
Konsep band COKI & The Blur Ambience disebut Ray mirip Yovie Widianto ketika mendirikan grup Yovie and Nuno. Bedanya, Coki lebih banyak tampil di belakang layar, bukan hadir di panggung.
"Kalau di Indonesia konsepnya mungkin seperti Yovie & Nuno. Jadi Mas Yovie sebagai pembuat lagu lalu lagunya dimainkan oleh orang lain. Coki adalah nickname yang saya gunakan sebagai songwriter band. The Blur Ambience adalah session player dan produser di album ini," kata Ray alias Coki di Jakarta.
Pada album perdana ini, COKI & The Blur Ambience mengusung genre pop rock yang banyak terinspirasi musik era 1990-2000-an. Lagu-lagu yang dibuat juga berdasarkan pengalaman pribadi dan kisah orang sekitar sehingga album ini sangat personal.
"Album ini dibuat selama masa pandemi. Untuk proses pengerjaan, setelah saya menulis chord dan liriknya, saya mengajak kerjasama music produser untuk menggarap lagunya. Biasanya ada workshop 2-3 kali beserta revisinya sebelum menjadi final mix dan dimastering. Satu lagu biasanya memakan waktu 1 bulan pengerjaan. COKI & The Blur Ambience dibantu oleh DeepWise untuk merilis albumnya di digital platform," kata Coki.
Ada 10 lagu di album pertama COKI & The Blur Ambience. Mereka juga telah merilis beberapa video musik yang bisa dilihat di kanal Youtube COKI MUSIK.
"Kami berencana untuk terus berkarya dan tampil lebih banyak. Harapannya, musik dari band ini dapat diterima di masyarakat luas," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News