Dalam unggahan tersebut, Bieber membagikan potongan ayat Alkitab yang disertai refleksi pribadinya tentang perjalanan hidup dan karier. Ia menegaskan bahwa pesan yang disampaikannya bukan berasal dari luka yang belum sembuh, melainkan dari proses pemulihan.
“Saya tidak berbicara sebagai korban yang masih berdarah, saya berbicara sebagai seseorang yang telah dipulihkan. Saya tidak menginginkan balas dendam. Saya menginginkan penebusan,” tulis Justin Bieber, dikutip Minggu, 28 Desember 2025.
“Saya bukan sebuah produk. Saya bukan apa yang dituntut industri. Saya adalah seorang anak,” lanjutnya.
| Baca juga: Justin Bieber Curhat Soal Komentar Jahat Netizen |
Pelantun “Sorry” itu juga menyampaikan bahwa proses penyembuhan membantunya belajar memaafkan. Namun, ia menegaskan bahwa memaafkan bukan berarti mengabaikan ketidakadilan yang pernah terjadi.
“Karena saya telah sembuh, saya bisa memaafkan. Bukan untuk berpura-pura bahwa ketidakadilan tidak pernah terjadi, tetapi agar hal itu tidak terus hidup di dalam diri saya,” ujarnya.
Meski melontarkan kritik, Justin Bieber menegaskan bahwa ia tidak memiliki niat untuk menghancurkan industri musik. Sebaliknya, ia berharap industri tersebut bisa berubah menjadi tempat yang lebih baik.
| Baca juga: Lirik dan Makna Lagu "Flatline" Justin Bieber, Kisah Patah Hati yang Menyesakkan |
“Saya tidak ingin membakar industri musik. Saya ingin melihatnya diperbarui supaya menjadi lebih aman, lebih jujur, dan lebih manusiawi,” ungkapnya.
Unggahan ini bukan kali pertama Bieber terbuka soal pergulatan emosionalnya. Pada Juni lalu, ia mengaku memiliki ‘anger issue’. Sementara pada Maret, Bieber juga sempat membagikan perasaan benci terhadap dirinya sendiri ketika merasa tidak autentik.
“Saat itu saya ingat bahwa kita semua dibuat untuk merasa tidak pernah cukup. Tapi saya tetap membenci ketika saya mengubah diri saya hanya untuk menyenangkan orang lain,” tulisnya kala itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News