Dalam pameran virtual, mereka mengajak mengunjungi gedung DPR secara virtual hingga ke dalamnya. Mereka kemudian menempelkan sejumlah pamflet berisikan kritik, termasuk 17+8 Tuntutan Rakyat yang sebelumnya digaungkan sejumlah influencer seperti Jerome Polin, Andhyta F. Utami dan lainnya.
17+8 berisikan 17 tuntutan jangka pendek untuk diselesaikan hingga 5 September 2025 dan 8 tuntutan jangka panjang. Gerakan ini bertujuan untuk merangkum dan menagih aspirasi masyarakat kepada pemerintah dan DPR.
"Pameran virtual ini menjadi sebuah respons cepat atas rangkaian aksi yang terus bergulir sejak akhir Agustus 2025. Melalui proyeksi virtual 360 derajat, memungkinkan massa kembali menduduki gedung rakyat dan kali ini memenuhinya dengan pamflet kritis," kata Gelar Soemantri.
baca juga:
|
"Di jagad media sosial para seniman dan pekerja kreatif merespons situasi dengan memproduksi karya-karya visual yang menjadi pamflet kritik, sekaligus medium seruan agar tuntutan rakyat menggaung ke publik yang lebih luas," lanjutnya.
Menggunakan teknik kolase digital, karya-karya berbentuk poster, imej, teks, video, dan suara tersebut ditempel pada sekujur permukaan ruang gedung rakyat. Tidak hanya di dinding, tetapi juga terserak di lantai, lorong, dan langit-langit.
Memasuki pameran, pengunjung langsung bakal disapa oleh grup musik Motherbank yang mejeng di depan gedung DPR. Sejauh ini, ada 251 partisipan dengan 296 karya visual. Partisipasi menjadi kata kunci dalam proyek seni ini.
"Karya-karya itu membuat gedung rakyat terasa sebagai mimbar jalanan, tempat di mana tuntutan rakyat menggema dan diperjuangkan," ujarnya.
Pameran ini pun mendapaat dukungan Melinjo Studio dan Gudskul yang merupakan kolektif seni rupa kontemporer asal di Jakarta. Konten dalam pameran virtual ini akan terus bertambah seiring waktu dan karya yang dikirimkan publik secara urundaya melalui email yang disediakan.
"Presentasi dengan memilih Gedung DPR itu seperti satir dalam mengkritisi kondisi aktual terkait wakil kita di sana. Faktanya secara arsitektur jarak antara pagar dan gedung jauh, jadi wajar jika yang di dalam tidak dengar bahkan tidak tahu," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News