Bagi penggemar Dhani, tentu sudah paham bahwa idolanya memang memiliki ketertarikan di bidang politik sejak lama. Dalam berbagai kesempatan, Dhani tampil bak petinggi negara. Mulai dari pakaian ala Bung Karno, atau yang cukup menuai kontroversi adalah pakaian mirip komandan pasukan elite Nazi, Schutzsaffel. Seragam Nazi itu dikenakan Dhani dalam video musik kampanye Prabowo Subianto - Hatta Radjasa dalam masa Piplres 2014.
Bicara soal Dhani, musik, dan politik, tidak bisa lepas dari album Ahmad Band, Ideologi Sikap Otak. Album yang dirilis pada tahun 1998 di bawah label Aquarius itu merupakan proyek pribadi Dhani dengan lagu-lagu bermuatan lirik yang kritis dan politis.
Tegas. Itulah kesan yang terlihat dari sampul album Ideologi Sikap Otak.
Pada sampul album, Dhani mengenakan peci dan jas ala Bung Karno. Pada bagian kanan dada tersemat pin bertuliskan namanya. Lencana Garuda Pancasila di dada bagian kiri, tepat di depan posisi jantung. Tatapan mata Dhani pun tajam ke posisi depan, menyiratkan dirinya memang sosok yang berani.

Album Ideologi Sikap Otak (Foto: Metrotvnews/Shindu)
Pada bagian dalam kertas sampul album, Dhani mengucapkan terimakasih kepada “Pahlawan-pahlawan bangsa khususnya Pemimpin Besar Revolusi Ir Ahmad Soekarno.”
Dhani juga menyertakan fotonya ketika masih kecil, dengan pose hormat. Ini menimbulkan tanya bagi yang melihat, apakah sejak kecil sosok Dhani memang memiliki ambisi dengan segala berbau militer, kenegaraan, atau politik? Entahlah.
Ideologi Sikap Otak bisa dibilang sebagai proyek pribadi terbaik Dhani. Album ini melibatkan sejumlah musisi besar. Tentu bukan orang sembarangan yang bisa mengumpulkan nama-nama besar untuk sebuah proyek solo.
Sederet musisi yang dilibatkan Dhani dalam album ini adalah gitaris Andra Junaidi Ramadhan, kemudian Bongky (BIP, mantan personel Slank) sebagai bassist, Pay (BIP, mantan personel Slank) sebagai gitaris, dan Bimo (mantan drummer Netral) sebagai drummer.
Selain itu, terlibat pula Tere, Once, Bebi Romeo, dan Bagus NTRL.
Karya-karya Dhani dalam album Ideologi Sikap Otak memang beda dari karya-karyanya untuk Dewa. Seperti dijelaskan di atas, dalam album ini Dhani terdengar sangat vokal. Kritik-kritiknya tajam dan pedas. Namun, di satu sisi ada kelembutan luar biasa. Bagaimana tidak, di tengah judul macam Ode Buat Extrimist, Interupsi, Impotent, terjebak judul-judul melankolis macam Bidadari Di Kesunyian, dan Aku Cinta Kau Dan Dia.
Album dibuka dengan singel Distorsi. Harus diakui lagu ini memikat, dibuka dengan raungan gitar Andra, kemudian disusul lirik-lirik catchy. “Maunya selalu memberantas kemiskinan, tapi ada yang selalu kuras uang rakyat,” pekik Dhani di awal lagu
Dalam lagu Distorsi Dhani menyindir pihak yang kerap protes, begini liriknya, “Ada yang sok aksi buka mulut, protas-protes. Tapi sayang mulutnya selalu beraroma alkohol.”
Tensi lagu Distorsi semakin tinggi hingga mencapai puncak di bagian reff, “Yang muda mabok, yang tua korup, mabok terus, korup terus, jayalah negeri ini, jayalah negeri ini, merdeka!”
Lagu berikutnya yang menarik dikorelasikan dengan sikap politik dalah Impotent. Lagu rock yang mengingatkan kita pada gaya musik grunge ini terdengar reflektif, dengan lirik yang mempertanyakan hal-hal esensial, juga sindiran terhadap sikap diam melihat gejolak situasi sekitar.
“Putuskan hakekat sikap, tumpulkan kelenjar otak, apa arti damai.”
“Apa arti damai, bila semuanya membisu, resapi sinyal penetrasi, singkirkan semua kebodohan.”
“Kebodohan dari siapa? (bukan siapa-siapa), untuk siapa kau berdiri? (bukan siapa-siapa), untuk siapa kau mati? (bukan siapa-siapa), dan siapakah peduli? (tak peduli).”
Lirik Impotent di atas cukup menyiratkan ada letupan emosi akan keadaan, juga rasa kesal Dhani pada situasi sosial politik era itu.
Track Impotent disusul oleh track Aku Cinta Kau Dan Dia. Lagu cinta yang hingga kini masih kerap diputar di radio. Meski diselingi lagu cinta, sikap kritis Dhani belum usai. Tepat setelah track Aku Cinta Kau Dan Dia, ada track Interupsi yang tidak kalah galak dari Distorsi.
Interupsi diawali intro bergaya punk, tanpa basa-basi lirik, “Epidemi kolusi borok nepotisme rontokkan cita-cita, kapitalisme semu yang tak terdeteksi pun tak pernah tersentuh,” mengalun.
Lagu semakin terasa garang ketika lirik, “Bangsat bangsat bertopeng anak bangsa rajai hukum rimba,” terdengar.
Dalam lagu ini Dhani melakukan penekanan bahwa butuh kecerdasan dalam menyikapi apa yang terjadi pada Indonesia. Hal itu dapat disimpulkan dari lirik, “Asah otak, tajamkan pandang. Masih banyak yang tertinggal. Masih terjajah, belum merdeka. Terjajah bangsat seiring.”
Ideologi Sikap Otak berisi 11 track. Diawali dengan Distorsi, album ini ditutup dengan Ode Buat Extrimist. Beda dari gaya musik Distorsi dan Interupsi, Ode Buat Extrimist dibuka dengan sampling digital. Dari segi lirik, Dhani tetap mempertahankan sisi kritis di lagu ini.

Album Ideologi Sikap Otak (Foto: Metrotvnews/Shindu)
Lagu Ode Buat Extrimist menyinggung golongan yang kerap konvoi, demonstrasi, namun tak mengerti apa yang sedang diteriakkan. Simak lirik, “Arak-arakan pawai idiot dengan baju warna-warna, pasti tak megerti apa yang dilakukan, yang sedang diteriakan.”
Kita sebenarnya tidak asing lagi dengan apa yang disinggung Dhani pada lirik itu. Karena hal-hal seperti itu masih terus terjadi sampai hari ini.
Ideologi Sikap Otak dirilis di tahun yang sama dengan runtuhnya rezim Orde Baru. Sebagai seniman, tentu Dhani punya kegelisahan tersendiri terhadap situasi sosial-politik era itu.
Jumat (2/12/2016), diberitakan bahwa Ahmad Dhani ditangkap polisi dengan tuduhan makar.
Sebelum kabar itu berhembus, Dhani melalui Twitter berkicau bahwa dirinya sedang di kamar hotel Sari Pan Pasifik, dan ada polisi yang disebutnya ingin mendobrak kamar.
“Malam ini di depan kamar di hotel Sari Pan Pasifik, orang mengaku dari Polda mencari saya,” kicau Dhani. Tidak lama, dia kembali berkicau, “Mau mendobrak kamar saya…”
Laskar Rakyat Jokowi dan Pro-Jokowi melaporkan Ahmad Dhani dengan tuduhan menghina presiden. Pelaporan itu didasari oleh orasi Dhani saat aksi demonstrasi pada Jumat 4 November yang menuntut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, diproses secara hukum atas tuduhan penistaan agama.
Aduan itu tercatat dengan nomor LP/5423/XI/2016/PMJ/Dit Reskrimum tertanggal 7 November 2016.
18 tahun sejak Ideologi Sikap Otak dirilis, sikap Dhani soal politik semakin menjadi-menjadi. Dia tak sekadar melontarkan protes lewat lagu lagi, tetapi dalam pernyataan di media sosial, bahkan di muka publik. Semoga saja, lagu-lagu kritis Dhani yang ditulis 18 tahun lalu bukan ditujukan untuk dirinya hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News