Rafki Hidayat yang juga terlibat dalam penulisan skenario mengatakan bahwa karakter Malin Kundang kerap dikaitkan dengan anak yang durhaka kepada orang tua. Stigma itulah yang ingin digali lebih dalam olehnya dan Kevin Rahardjo melalui film Legenda Kelam Malin Kundang.
“Kayaknya itu yang ingin kami bongkar bahwa ini seperti di kehidupan sehari-hari aja. Hidup ini kan kompleks, orang itu kompleks. Dan apakah benar ini cuma karena durhaka? Apakah ada hal yang lain? Apakah yang terjadi ini karena memori yang salah gitu,” kata Rafki Hidayat, di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Senin, 19 Mei 2025.
Selain itu, Rafki dan Kevin ingin membuktikan tentang karya tulis yang menyebut bahwa identitas manusia terbentuk karena apa yang terjadi di masa lalunya. “Jadi, dua hal itu sih yang kayaknya kita ingin gabungkan menjadi hal yang baru di Malin Kundang,” tambahnya.
baca juga: |
Malin Kundang adalah tokoh utama dalam sebuah cerita rakyat yang sangat terkenal dari Sumatera Barat. Sepertinya hampir seluruh masyarakat Indonesia tahu mengenai sosok tersebut.
Popularitas dan stigma yang melekat pada Malin Kundang pun menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh Rafki dan Kevin. Apalagi mereka berdua ingin menjaga kehormatan diri Malin Kundang.
“Kami tuh pengen sekali untuk menjaga marwah, menjaga ruh dari Malin Kundang ini. Entah soal anak durhaka, bagaimana dia merasa bersalah. Tapi kami juga ingin menampilkannya dengan tidak klise,” ujar Rafki.
Tantangan lainnya adalah bagaimana Rafki dan Kevin menghadirkan kembali memori yang hilang dari karakter Alif di film ini. Mereka akan memberikan kilas balik melalui petunjuk-petunjuk yang memperkuat genre misteri thriller dalam film Legenda Kelam Malin Kundang.
Film Legenda Kelam Malin Kundang dibintangi oleh Rio Dewanto, Faradina Mufti, Vonny Anggaraini, Nova Eliza, dan Jordan Omar. Film ini dijadwalkan tayang pada November 2025.
Rio Dewanto mengaku cukup kesulitan dalam memainkan karakter Alif. Pasalnya, ia harus menyampaikan emosi karakter tersebut kepada penonton tanpa secara lisan.
“Untuk menghadirkan perasaan kebingungannya tanpa harus dari segi verbal, tapi dari tatapan, dari gerak tubuh, dari nafas. Nah, itu yang menjadi tantangan seru juga dan tantangan yang cukup berat dari proyek film ini,” ungkap Rio Dewanto.
Joko Anwar yang ikut menyunting film Legenda Kelam Malin Kundang pun setuju dengan pernyataan Rio Dewanto. “Dan terasa banget, kebetulan aku juga yang ngedit filmnya, nafasnya aja sangat penting banget,” tuturnya.
Dalam film Legenda Kelam Malin Kundang, Rio Dewanto beradu akting dengan Faradina Mufti yang berperan sebagai istri dari Alif yang bernama Nadine.
Faradina Mufti mengatakan bahwa karakter Nadine telah memberikannya pelajaran untuk memberikan arti dari setiap gerakannya. Apalagi Nadine digambarkan sebagai wanita lemah lembut dan baik sekali dengan keluarganya.
“Saya pun juga sangat belajar banget untuk mengeluarkan seperti micro gesture atau micro expression di dalam film ini,” kata Faradina Mufti.
Untuk membangun chemistry antara Nadine dan Alif, Faradina Mufti banyak mengobrol dengan kedua sutradara, Rafki dan Kevin. Ia dan Rio pun mengobrol dengan Jordan Omar yang berperan sebagai anak mereka bernama Emir dalam film ini.
“Emang kita keluarga yang benar-benar hangat. Jadi emang itu benar-benar harus di-build sebelumnya biar terasa lebih dekat gitu emosinya satu sama lain,” jelas Faradina Mufti.
Film Legenda Kelam Malin Kundang menceritakan tentang seorang pelukis mikro bernama Alif (Rio Dewanto) yang kehilangan ingatan akibat kecelakaan, termasuk tentang ibu dan masa lalunya. Saat seorang wanita datang mengaku ibunya, Alif curiga karena tak mengenalinya. Setelah dihantui amnesia, ia berusaha mengungkap kebenaran di balik identitas wanita itu, dengan mempertaruhkan keharmonisan keluarga dan membongkar potensi legenda kelam masa lalunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News