Menurut Lee Byung Hun, kekuatan utama ‘Squid Game’ terletak pada perpaduan elemen tradisional Korea dengan narasi yang brutal dan intens.
Keunikan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton internasional, mengingat banyak dari mereka yang belum pernah mengenal permainan-permainan tradisional Korea yang ditampilkan dalam serial tersebut.
“Ada permainan anak-anak yang kita semua mainkan saat kita tumbuh besar di Korea, dan itu dipadukan dengan kebrutalan ini,” ujar Lee Byung Hun, dalam konferensi pers Squid Game 3 di Seoul, Senin, 9 Juni 2025.
Baca juga: Lee Jung Jae Bicara Soal Pengembangan Karakternya di Squid Game 3 |
Tema yang Universal
Meskipun sangat lokal dalam simbol dan budaya, ‘Squid Game’ juga menyentuh tema-tema yang bersifat universal. Misalnya terkait konflik, persaingan, ketimpangan sosial, dan tekanan hidup dalam sistem kapitalistik.“Serial ini sangat beresonansi secara global. Dan saya pikir itu karena drama ini benar-benar berhubungan dengan banyak tema universal, yaitu konflik dan persaingan dan banyak hal yang terjadi di masyarakat saat ini,” kata Lee Byung Hun.
Tema-tema tersebut terasa nyata bagi penonton dari berbagai negara, karena menggambarkan kenyataan keras kehidupan modern di mana orang sering kali harus bersaing secara ekstrem hanya untuk bertahan hidup.
Baca juga: Park Sung Hoon Pastikan Squid Game 3 Melebihi Bayangan Penonton |
Kritik Sosial Tentang Hilangnya Kemanusiaan
Lebih dari sekadar hiburan, ‘Squid Game’ menawarkan refleksi tajam tentang hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat yang semakin individualis. Serial ini mengajak penonton merenungkan bisa kah mansia mempertahankan empati dan nilai kemanusiaan di tengah tekanan hidup.“Saya pikir, terlepas dari negara mana Anda berasal, budaya atau latar belakang budaya apa yang Anda miliki, ini adalah tema yang relevan. Ini benar-benar tentang sifat manusia dan kemanusiaan yang berbicara kepada semua orang,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News