Namun, siapa saja penonton film yang ke bioskop dan membeli tiket?
Hasil penelitian terbaru dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKraf) dan Rumah Sinema menunjukkan, mayoritas penonton film, yaitu sekitar 56% dari jumlah responden, adalah mahasiswa strata-1. Temuan ini didapat lewat survei kepada 2.000 responden acak.
Setelah mahasiswa, kalangan penonton terbanyak kedua adalah pelajar setingkat SMA dengan porsi sekitar 33%. Sisanya sekitar 11% adalah campuran anak-anak dan dewasa.
BEKraf dan Rumah Sinema juga menghimpun data lain, yaitu soal pendapatan penonton film dan frekuensi menonton.
Hampir separuh penonton bioskop, yaitu sekitar 43%, punya pendapatan antara Rp1 juta sampai Rp5 juta per bulan.
Lalu sebagian besar responden tidak selalu ke bioskop setiap pekan. Sebanyak 85% dari mereka menonton film 1-2 kali saja dalam sebulan. Hanya 1% responden saja yang sangat aktif dengan kunjungan ke bioskop lebih dari 6 kali sebulan.
Sejak 2017, BEKraf yang menaungi 16 subsektor industri kreatif, punya perhatian semakin besar terhadap subsektor film, animasi, dan video. Dalam keterangan pers yang kami terima, evaluasi pada 2016 menunjukkan bahwa industri perfilman punya laju pertumbuhan ekonomi tertinggi, yaitu meningkat 3,42% dari tahun sebelumnya. Pengusaha film, animasi, dan video juga punya pemasukan terbesar kedua setelah subsektor periklanan.
Berpijak dari evaluasi tersebut, film menjadi subsektor prioritas yang sedang digenjot BEKraf. Film dinilai dapat membawa subsektor lain bertumbuh. Jika film maju, pertumbuhan ekonomi subsektor lain seperti musik dan desain produk bisa ikut meningkat.
Beberapa program terkait pemajuan film yang telah disokong BEKraf antara lain Docs By The Sea, Akatara, serta SCARA (Skenario Cerita Anak Nusantara).
Baca juga: ?Jumlah Penonton Film Domestik 2017 Capai 42 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News