Mengambil latar Labuan Bajo, Flores, Lola tak hanya menampilkan persoalan sosial yang sering dialami perempuan, tetapi juga mengangkat eksotisme alam Indonesia Timur.
"Menurut saya, Indonesia timur sangat Indah, dan belum banyak orang tahu. Ini sudah kedua kalinya saya ke Flores," ungkap Lola, dalam konferensi pers di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2016).
Lola mengawinkan idealisme dan budaya pop, dalam menggarap Labuan Hati.
"Saya enggak mau film ini klise, hanya menampilkan pemandangan indah. Itu sebabnya, proses mencari penulis yang bisa menuangkan ide yang saya punya memakan waktu cukup lama, dan pada akhirnya saya percayakan Titien Wattimena sebagai penulis," kata dia, menjelaskan.
Ini bukan kali pertama Lola bekerja sama dengan Titien. Sebelumnya, mereka pernah bekerja sama untuk film Minggu Pagi di Victoria Park (2010). Lola menilai pengalaman Titien dalam film sebelumnya sangat pas, terutama ketika harus menceritakan perempuan dari berbagai sudut pandang.
"Perempuan sering ditafsirkan sebagai manusia yang sulit ditebak. Kalimat ini sering kami dengar dari banyak sumber, terutama dari laki-laki. Film ini hanya ingin menarasikan apa yang kita pikirkan sehari-hari tentang perempuan dan segala yang berhubungan dengannya,"
Labuan Hati berkisah tentang Bia, Indi dan Maria. Tiga perempuan yang tidak saling mengenal ini 'melarikan diri' ke Labuan Bajo dengan konfliknya masing-masing.
Film yang akan mulai produksi pada 21 Agustus mendatang ini dibintangi sederet aktris ternama, yakni Kelly Tandiono, Nadine Chandrawinata, Ully Triani, dan Ramon Y. Tungka.
Belum ada tanggal pasti kapan film ini akan tayang. Lola memperkirakan, Labuan Hati akan tayang pada akhir Maret atau Awal April 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News