Dalam film yang dikenal juga dengan judul Bedoyo ini, Garin Nugroho berperan sebagai penulis skenario dan produser. Ia ingin membingkai proyek ini sebagai perayaan warisan Jawa dan kritik terhadap masyarakat kontemporer.
Garin Nugroho mengatakan bahwa Indonesia pada masa 1950-an seringkali dipandang sebagai masa yang sangat tradisional dan kaku. Namun ternyata ada paradoks atau sesuatu yang bertentangan tetapi sebenarnya terjadi pada masa itu.
“Paradoksnya, Indonesia pada tahun 1950-an, era yang sering dianggap tradisional, menawarkan penghormatan yang lebih besar terhadap fluiditas gender dan ekspresi pribadi,” katanya, dikutip dari Variety, pada Kamis, 22 Mei 2025.
baca juga: Garin Nugroho Ingatkan Pentingnya 'Kegilaan' dalam Berkarya |
Film Spirit of the Kantil akan mengangkat drama sensual yang berakar kuat pada tradisi mistik Jawa. Razka Robby Ertanto melihat film garapannya ini sebagai mantra dan eksplorasi kekuatan yang memiliki fungsi khusus di dalamnya.
"Saya membayangkan Spirit of the Kantil sebagai mantra dalam bahasa tradisi, mistisisme, dan hasrat," ujar Razka Robby Ertanto.
"Berakar pada dunia esoteris ritual dan metafisika Jawa, ini adalah eksplorasi kekuatan yang mengatur keindahan dan kepemilikan,” lanjutnya.
Razka Robby Ertanto telah dikenal melalui karya-karyanya, termasuk film Ave Maryam (2018), Jakarta vs Everybody (2020), dan Yohanna (2024). Namun melalui film Spirit of the Kantil, ia ingin menciptakan film yang sakral dan erotis menjadi sebuah kesatuan yang sangat terjalin.
Film Spirit of the Kantil akan diproduksi bersama oleh Gita Fara Praditya dari Summerland Film Production, yang telah menghasilkan beberapa karya termasuk Sekala Niskala (2017), Before, Now & Then (2022), dan Samsara (2024).
Spirit of the Kantil diperkiraan memiliki biaya pengembangan sebesar USD30 ribu (Rp490 juta) dan total anggaran produksi sekitar USD1 juta (Rp16,3 miliar). Variety melaporkan saat ini tim produksi sedang mengejar struktur pembiayaan campuran termasuk ekuitas swasta, hibah film, dan produksi internasional. Sementara itu, proses syuting atau pengambilan gambar utamanya dijadwalkan berlangsung mulai pada Januari 2027.
Spirit of the Kantil mengisahkan tentang tiga karakter utama, yaitu Adista, seorang wanita kaya yang mahir dalam seni daya tarik esoteris menggunakan bunga kantil; Citresa, penari bedoyo cantik jelita yang terlahir di bawah pohon kantil; dan Kripala, suami Citresa yang berprofesi sebagai komposer. Ketika Adista menarik Citresa ke dalam dunia ritual kuno, hubungan mereka semakin mendalam. Namun, hal ini justru menyeret Kripala ke dalam jurang kecemburuan dan amarah yang menghancurkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News