Meski mengaku bukan penggemar genre horor, Tarra justru tertarik karena ingin terlibat langsung dalam proses kreatif yang intens. Ia mengungkap bahwa rasa takutnya terhadap film horor justru menjadi motivasi untuk mengambil peran besar dalam proyek ini.
“Kalau saya main di film horor, saya nggak mau jadi penonton. Saya harus jadi yang utama. Saya memang pengecut, tapi ini tantangan," kata Tarra Budiman.
Tarra memuji kebebasan berekspresi yang diberikan oleh sutradara Hadrah Daeng Ratu selama proses syuting. Ia juga menyebut tim produksi termasuk Sunil Soraya dan penulis naskah Lele Laila memberikan ruang eksplorasi yang luas bagi para aktor.
“Bu Hadra sering improvisasi tengah malam jam 2 pagi. Dia tiba-tiba punya ide, dan kami jalanin,” katanya.
| baca juga: Dinda Kanya Dewi Dalami Luka Batin di Kitab Sijjin dan Illiyyin: Anak Gila Itu Tumbuh dari Rasa Benci |
Menurut Tarra, peran sebagai Rudi bukan hanya soal akting, tapi juga soal pendalaman emosi. Karakter Rudi digambarkan sebagai suami yang dicekam ketakutan luar biasa atas keselamatan istrinya. “Ini peran yang berat, karena ketakutannya nyata dan sangat manusiawi,” ucapnya.
Lucunya, selama proses syuting, Tarra sering dikira berbeda dari yang lain. “Banyak yang bilang, ‘Tan, kamu beda banget ya auranya.’ Ternyata karena peran ini sangat menuntut emosi. Bahkan ada yang becanda bilang, ‘Aku kayak pernah diperkosa sama karakter-karakternya,’” ceritanya sambil tertawa, mengacu pada intensitas cerita film.
Bagi Tarra, bermain dalam Kitab Sijjin dan Illiyyin bukan sekadar soal honorarium, tapi soal proses kreatif yang berharga.
“Proses itu mahal, dan ketika aku diberi ruang untuk membentuk karakter Rudi, itu luar biasa,” tutupnya.
Film Kitab Sijjin dan Illiyyin akan tayang serentak mulai 17 Juli 2025. Kehadiran Tarra Budiman yang tampil berbeda dijamin akan memberikan kejutan tersendiri bagi penonton.
(Adinda Vinka Annisa Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
