Sejak hari pertama tayang pada 11 Desember, film yang menjadi debut layar lebar Bunda Corla ini mendapat sambutan hangat dari penonton yang memenuhi studio dan ramai membagikan reaksi positif mereka di media sosial.
Antusiasme ini menegaskan bahwa Mertua Ngeri Kali berhasil menyentuh penonton lewat cerita keluarga yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sebuah kisah keluarga penuh tawa, kekacauan, sekaligus emosi yang terasa nyata.
Respons positif juga datang dari berbagai publik figur yang telah menyaksikan film ini. Banyak yang memuji keberhasilan Bunda Corla dalam menghadirkan karakter Donda dengan “khas bunda” yang kuat.
Tak hanya mengundang gelak tawa, film Mertua Ngeri Kali juga sukses menyajikan drama komedi yang hangat dan penuh emosi. Seperti yang diungkapkan Ririn Dwi Ariyanti.
"Film ini lucu, sangat menghibur, menguras emosi dan terasa dekat dengan dinamika kehidupan rumah tangga sehari-hari," katanya.
Musisi Sammy Simorangkir mengungkapkan kesannya, “Menyenangkan karena relate dengan suku saya di Sumatera Utara, lucunya dapet dari script yang lucu banget. Harus ada yang ke-2!”
Tak hanya lewat ceritanya, kekuatan Mertua Ngeri Kali juga diperkuat oleh original soundtrack yang baru saja dirilis di Spotify. Lagu berjudul “Borhat Ahu” digarap oleh Viky Sianipar, musisi dan komposer yang sebelumnya sukses lewat soundtrack Ngeri-Ngeri Sedap.
Melalui “Borhat Ahu”, Viky Sianipar kembali menghadirkan nuansa Batak yang kental dengan aransemen yang hangat, emosional, dan sarat makna keluarga.
Cerita berpusat pada kehidupan Andara yang diperankan oleh Naysila Mirdad. Sebagai penulis sinetron kejar tayang, keseharian Andara penuh tekanan dan ritme cepat. Hidupnya berubah drastis ketika ia harus tinggal bersama ibu mertuanya.
Karakter ibu mertua tersebut adalah Donda yang dimainkan oleh Bunda Corla. Donda digambarkan sebagai janda sosialita yang sangat memanjakan putranya, Raja, yang diperankan Dimas Anggara. Perbedaan generasi serta cara pandang antara Andara dan Donda menjadi sumber konflik sekaligus bahan komedi dalam film.
Melalui pertengkaran kecil, momen canggung, hingga adegan yang menguras emosi, film ini mampu menggambarkan realitas banyak pasangan muda yang berusaha menyesuaikan diri dengan ekspektasi keluarga. Sang sutradara, Key Mangunsong, menegaskan bahwa film ini memiliki kedalaman cerita di balik tawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News