Sore: Istri dari Masa Depan (Foto: Instagram @cerita_films)
Sore: Istri dari Masa Depan (Foto: Instagram @cerita_films)

Film Indonesia yang Pernah Dikirim ke Piala Oscar

Medcom • 15 September 2025 08:00
Jakarta: Film Sore: Istri dari Masa Depan mewakili Indonesia untuk bersaing di kategori Best International Feature Film dalam Piala Oscar 2026. Film yang dibintangi Dion Wiyoko dan Sheila Dara ini dipilih berdasarkan rapat pleno Komite Seleksi Oscar Indonesia. 
 
Meskipun sudah beberapa kali mengirim perwakilan, film Indonesia belum berhasil membawa pulang Piala Oscar sejak 1987. Banyak film pilihan tanah air telah dikirim untuk mengikuti seleksi ajang paling bergengsi di dunia perfilman itu. 
 
Proses panjang dan kompetisi ketat di kategori “Best International Feature Film” menjadikan ajang ini panggung penting untuk pengakuan global.

 
baca juga: 
 

Selain Sore: Istri dari Masa Depan, ada beberapa film yang masuk ke dalam daftar film Indonesia yang pernah diajukan ke Academy Awards. 

Daftar Film Indonesia yang Pernah Dikirim ke Piala Oscar

1. Nagabonar (1987)

Film ini menjadi pembuka jalan bagi dunia perfilman Indonesia yang ingin diakui global. Film Nagabonar adalah film pertama yang dikirim ke Oscar pada tahun 1987. Nagabonar mengangkat kisah satir tentang mantan pencopet yang diangkat menjadi jenderal dadakan saat masa revolusi kemerdekaan. Film ini disutradarai oleh MT Risyaf dengan Deddy Mizwar sebagai karakter utama.
 
Cara penyampaian kisah sejarah dengan pendekatan komedi yang tetap sarat makna menjadi keunikan film ini. Dalam konteks internasional, ini menjadi genre baru dari narasi film perjuangan Indonesia yang mampu menunjukkan kearifan lokal dengan pendekatan universal.  Meskipun tidak lolos nominasi, Nagabonar menjadi pembuka jalan partisipasi Indonesia di Academy Awards dan meninggalkan warisan penting bagi perkembangan film nasional.

2. Sang Penari (2011)

Film ini merupakan adaptasi novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Sang Penari mewakili Indonesia di Oscar 2012, mengangkat kisah cinta tragis di tengah gejolak politik 1960-an dan pembantaian anti-komunis. Film ini dibintangi oleh Prisia Nasution, Hendro Djarot, dan Oka Antara.
 
Film ini menggabungkan sejarah gelap Indonesia dengan kebudayaan lokal melalui tokoh ronggeng dan tentara muda. Sang Penari memenangkan 4 Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), termasuk “Film Terbaik” dan “Sutradara Terbaik”. Ahmad Tohari pun menyanjung film ini sebagai adaptasi yang baik dari novelnya.

3. Surat dari Praha (2016)

29 tahun setelah Nagabonar menjadi perwakilan film Indonesia, Surat dari Praha membawa nama tanah air di ajang Oscar ke-89. Film ini memadukan kisah cinta dan konflik politik, berlatar diaspora Indonesia yang tinggal di Praha pasca-Orde Lama. Film ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan dibintangi oleh Julie Estelle dan Tio Pakusadewo.
 
Cerita tentang pengasingan dan memori masa lalu dirangkai dalam narasi penuh emosi, menggambarkan luka sejarah dan pencarian identitas personal. Film ini juga sukses besar di dalam negeri, menyabet beberapa penghargaan seperti “Film Terbaik” dan “Sutradara Terbaik” dalam Usmar Ismail Awards. Meski begitu, Surat dari Praha gagal mengukuhkan diri di 89th Academy Awards.

4. Turah (2017)

Film dengan bahasa utama Ngapak Tegal ini menjadi perwakilan Indonesia di penghargaan Oscar 2018. Turah disutradarai oleh Wicaksono Wisnu Legowo dan menggambarkan isolasi sosial warga kampung Tirang yang selama bertahun-tahun hidup dalam represif dan pesimisme.
 
Bahasa daerah dan latar lokal yang sangat kuat justru menjadi nilai lebih, menampilkan wajah Indonesia yang belum banyak dikenal di luar negeri. Film ini pernah meraih penghargaan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival dan tampil di Singapore International Film Festival. Walaupun tidak masuk nominasi, Turah berhasil mengangkat bahasa dan budaya lokal ke kancah internasional.

5. Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak (2019)

Film dengan pemeran utama perempuan ini dikirim untuk Oscar 2019 dengan mengusung tema ala koboi western, Marlina menampilkan kekuatan perempuan melalui kisah pembalasan seorang janda di pedalaman Sumba yang memperjuangkan keadilan setelah pemerkosaan dan perampokan. Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak disutradarai oleh Mouly Surya dan dibintangi Marsha Timothy.
 
Dengan latar keindahan Indonesia Timur, kehidupan yang keras, dan narasi visual yang tajam, Marlina berhasil menarik perhatian festival film internasional. Sempat diharapkan akan masuk dan meraih penghargaan dalam Piala Oscar 2019, Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak gagal masuk nominasi. 

6. Kucumbu Tubuh Indahku (2019)

Film ini mengangkat isu yang tabu di Indonesia: konsep gender dan identitas. Kucumbu Tubuh Indahku disutradarai oleh Garin Nugroho dan menjadi wakil Indonesia di Oscar 2020. Film ini mengangkat kisah Rianto, seorang penari lengger dengan trauma masa kecil. Penonton dibawa dalam perjalanan batin karakter tersebut yang hidup di tengah stigma sosial terhadap identitas dan tubuh.
 
Kucumbu Tubuh Indahku berhasil memicu diskusi kontroversial tentang gender dan seni dalam masyarakat patriarkal Indonesia. Film ini mendapatkan apresiasi tinggi di dunia festival, termasuk penghargaan di Asia Pacific Screen Awards. Pihak Komite Seleksi Oscar 2019 sendiri memilih film ini menjadi wakil Indonesia di Piala Oscar dan bersaing dalam nominasi di “Best International Feature Film”. Meski pada akhirnya, belum sukses juga membawa pulang piala.

7. Yuni (2021)

Film Yuni sempat diandalkan dan masuk dalam kategori “Best International Feature Film” dalam ajang Piala Oscar 2022. Film ini berpusat pada keinginan seorang remaja perempuan (diperankan Arawinda Kirana) untuk melanjutkan pendidikan meski mendapatkan tekanan sosial untuk menikah. Yuni yang digarap oleh Kamila Andini ini berhasil menarik perhatian penonton Indonesia dan Internasional melalui tema yang cukup sensitif.
 
Film Yuni juga sempat pernah meraih “Platform Prize” dalam ajang Toronto International Film Festival 2021. Akan tetapi, hal ini belum bisa mendorong film Yuni untuk masuk ke dalam nominasi 15 besar “Best International Feature Film” dalam ajang Oscar 2022.

8. Ngeri-Ngeri Sedap (2022)

Film keluarga berlatar budaya Batak karya Bene Dion Rajagukguk ini pernah dikirim untuk Oscar 2023. Film Ngeri-Ngeri Sedap mengisahkan pasangan suami-istri berdarah Batak yang pura-pura ingin bercerai demi menyatukan anak-anak mereka yang sudah dewasa. Film ini mampu menyeimbangkan antara drama dan komedi.
 
Ngeri-Ngeri Sedap menyokong nilai-nilai keluarga, adat Batak, dan dinamika generasi muda sehingga membuat para penonton global merasakan perasaan universal dalam sebuah keluarga. Film ini juga sukses besar di dalam negeri, memborong 8 penghargaan di Festival Film Wartawan Indonesia.

9. Women From Rote Island

Film Women From Rote Island garapan sutradara Jeremias Nyangoen terpilih menjadi perwakilan Indonesia untuk berkompetisi dalam kategori International Feature Film Award atau Film Fitur Internasional di acara Academy Awards ke-97 atau Piala Oscar 2025
 

10. Sore: Istri dari Masa Depan (2025)

Film Sore: Istri dari Masa Depan adalah kandidat terbaru untuk mewakili Indonesia di ajang Oscar 2026. Film ini mengusung genre fantasi romantis yang tidak biasa, bercerita tentang cinta dan dimensi keempat, waktu. Sore disutradarai oleh Yandy Laurens yang juga menciptakan film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film dan Satu Kakak Tujuh Keponakan.
 
Meski perjalanan masih panjang, pemilihan Sore memberi harapan bahwa genre romantis dengan nuansa lokal bisa diterima secara luas di panggung internasional. Dipilih lebih awal oleh Komite Seleksi, film ini disebut-sebut membuka peluang baru bagi sinema Indonesia, khususnya dalam strategi kampanye Oscar yang lebih matang dan terencana. 
 
(Nyimas Ratu Intan Harleysha)
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan