Poster Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa (Foto: YouTube/Diponegoro Hero)
Poster Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa (Foto: YouTube/Diponegoro Hero)

Masa Depan Film AI di Indonesia, Mungkinkah Masuk Nominasi FFI?

Rafi Alvirtyantoro • 27 Agustus 2025 07:00
Jakarta: Di era serba digital ini, kecerdasan buatan (AI) telah merambah ke berbagai industri, termasuk sinema. Penggunaan AI dalam penulisan naskah, desain visual, hingga pascaproduksi membuka perdebatan menarik. 
 
Salah satu film Indonesia yang menggunakan teknologi AI adalah Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa. Film ini diproduksi oleh Mars Media dan digagas oleh King Bagus sebagai produser, serta melibatkan Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra PADI) sebagai penasihat historis untuk memastikan akurasi sejarah.
 
Apakah karya semacam itu memiliki tempat di panggung penghargaan bergengsi seperti Festival Film Indonesia (FFI)?
 
baca juga: 
 
 

FFI Belum Punya Kategori Khusus untuk Film AI

Ketua Bidang Program FFI 2025, Prilly Latuconsina, menegaskan bahwa saat ini FFI belum memiliki kategori khusus untuk film yang menggunakan teknologi AI. Menurutnya, kriteria penilaian yang sudah ada, seperti sinematografi yang dinilai dari gambar, konsep, dan filosofinya, belum tentu bisa diterapkan pada film buatan AI.

"Kalau misalnya AI, apakah itu bisa masuk ke dalam penilaian-penilaian yang sudah ditentukan? Kan belum tentu," ujar Prilly Latuconsina kepada Medcom.id. 
 
Ia mengatakan film-film yang masuk nominasi FFI adalah hasil perjuangan panjang dan dedikasi tinggi dari para sineas. Tahapan seperti penulisan skrip, syuting, hingga pascaproduksi memakan waktu dan energi yang besar. 
 
Oleh karena itu, Prilly menilai bahwa menyandingkan film yang dibuat dengan proses panjang tersebut dengan film AI yang prosesnya mungkin lebih singkat tidaklah adil.
 
"Kalau misalnya tiba-tiba dikategorikan sama atau masuk nominasi, masuk kategori yang sama dengan film yang dibuat lebih singkat atau AI, kan itu tidak fair buat mereka yang sudah mendedikasikan waktunya dan energinya untuk buat film," ujarnya.

Peluang Kategori Khusus di Masa Depan 

Meskipun saat ini film AI belum bisa didaftarkan ke FFI, Prilly tidak menutup kemungkinan akan adanya kategori khusus di masa depan. Hal ini senada dengan pendapat Duta FFI 2025, Ringgo Agus Rahman, yang membandingkan fenomena ini dengan kemunculan teknologi CGI (Computer-Generated Imagery).
 
Ringgo mengatakan, saat CGI pertama kali muncul, juga terjadi perdebatan serupa. Namun kini, sudah ada penghargaan khusus untuk efek visual.
 
"Kita lihat saja perkembangannya, sementara ini sih belum (untuk kategori film AI)," kata Ringgo.
 
Dengan demikian, saat teknologi AI terus berkembang dalam industri film, FFI masih memprioritaskan karya yang lahir dari sentuhan dan dedikasi manusia. Namun, seiring berjalannya waktu, tak menutup kemungkinan akan ada penyesuaian regulasi untuk mengakomodasi inovasi ini di masa mendatang.
 
Sementara itu, FFI masih membuka pendaftaran karya untuk film cerita panjang dan non cerita panjang, serta kritik film, hingga 31 Agustus 2025.
 

 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan