Invisible Hopes adalah film pertama di Indonesia yang mengungkapkan secara lebih dekat kehidupan para narapidana hamil dan anak-anak yang mereka lahirkan yang terpaksa hidup dan menjadi korban terselubung dibalik jeruji penjara. Film produksi Lam Horas Film ini direncanakan akan tayang di bioskop pada Mei 2021.
Sutradara sekaligus Produser Invisible Hopes Lamtiar Simorangkir menjelaskan, Invisible Hopes dibuat untuk memberikan informasi baru dan merangkai isu agar dapat mengagitasi penonton, membuka diskusi, dan merekonstruksi solusi baru yang lebih berpihak kepada perempuan hamil.
Film ini juga diharapkan dapat membawa harapan baru bagi anak-anak yang menjadi korban terselubung dalam penjara orang dewasa.
“Kami membuat film ini atas dasar keterpanggilan untuk melakukan sesuatu bagi ibu hamil dan anak yang lahir dalam penjara. Bukan untuk agenda lain. Apalagi untuk menyalahkan dan mempermalukan pihak-pihak tertentu," ujar Lamtiar, dikutip keterangan tertulis, Senin, 5 April 2021.
Duta Besar Switzerland di Indonesia, H.E Kurt Kunz, memberikan ucapan selamat atas keberhasilan Lamtiar dalam proyek film ini. Dia berharap, film ini dapat membuka pandangan banyak orang mengenai permasalahan yang begitu kompleks yang dialami anak-anak dan perempuan hamil di dalam penjara.
"Apa yang terjadi di dalam penjara biasanya, permasalahannya masih mirip dengan yang terjadi di lingkup masyarakat. Kebanyakan dari kita tidak peduli terhadap perempuan yang melahirkan di penjaran, dan sebagian anak-anak yang menghabiskan tahun pertamanya di balik jeruji," ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Duta Besar Norwegia, MR. Bjørnar Dahl Hotvedt, Minister Counsellor Royal Norwegian Embassy in Jakarta, menyampaikan kekagumannya terhadap karya yang dihasilkan Lamtiar dan tim Lam Horas Film.
"Saya menyampaikan rasa hormat saya kepada Lamtiar Simorangkir dan tim Lam Horas Film yang telah membuat film ini dan kasih sayang Anda untuk mereka yang beruntung benar-benar menginspirasi," katanya.
Baginya, nilai-nilai kemanusiaan dalam film ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Melalui film ini, setiap orang didorong untuk memastikan perempuan hamil dan anak-anak di penjara memiliki kebutuhan gizi yang mencukupi, dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.
Nantinya, kedua pihak duta besar tersebut, bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan perwakilan Pemda Tapanuli Utara, beserta sutradara film menandatangani poster film Invisible Hopes sebagai simbol mereka siap bekerja sama untuk melakukan sesuatu demi perubahan yang lebih baik bagi ibu hamil. Terutama
anak yang lahir dan dibesarkan di dalam jeruji penjara.
Film ini akan dipakai sebagai alat raising awareness dan advokasi. Selain keempat perwakilan lembaga yang telah disebutkan di atas, premier film ini juga dihadiri oleh perwakilan NGO, ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights, Ombudsman, Kedutaan Besar Belanda, dan berbagai pihak yang telah membantu proses pembuatan Invisible Hopes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id