Dalam video yang dibagikan melalui akun TikTok @amelcarla, pemain situasi komedi Suami-Suami Takut Istri ini membagikan pengalamannya menonton film Merah Putih: One for All saat tayang perdana di bioskop pada 14 Agustus 2025.
“Gue mau cerita bahwa jam 6 sore tadi, gue habis nonton (Merah Putih: One for All). So, welcome to the first Amel Review,” ucap Amel Carla.
“Sebelum kita mulai, gue akan kasih tahu nilai. Berapa, menurut gue? Nilainya adalah 3 out of 10. 3 out of 10, and I have my reasons,” lanjutnya.
Walaupun bukan seorang animator, Amel Carla mengaku senang menonton film animasi. Namun ia merasa alur ceritanya kurang realistis, dan itu menjadi salah satu alasannya memberikan penilaian yang cukup rendah untuk film Merah Putih: One for All.
“Mereka itu di desa. Mereka nyari bendera, melewati hutan, tapi 60% dari filmnya, more I think, ya, 80% dari filmnya berada di hutan,” ujar Amel Carla.
| baca juga:
|
Ia mengira bahwa ada tempat lain yang akan dituju untuk mencari bendera hilang itu. Namun ternyata tidak ada. Sepertinya Amel Carla berharap ada plot twist dalam film Merah Putih: One for All.
“I thought kita ke hutan cuma buat melewati rintangan dan mencari bendera di tempat lain. Ternyata benderanya ada di hutan,” lanjutnya.
Kemudian, Amel Carla melihat bahwa animasi yang disajikan di film Merah Putih: One for All tidak terasa hidup.
“Walaupun ini animasi 3D, kurang banget ambient occlusion atau kayak shadow-shadow di beberapa bagian animasi yang membuat animasinya tuh lebih hidup,” jelasnya.
Selain itu, Amel Carla mengatakan bahwa hampir seluruh adegan dalam film animasi garapan sutradara Endiarto dan Bintang Takari ini teknik close-up. Bahkan, ia melihat ada beberapa bagian dari wajah karakternya terpotong.
Meski hal tersebut tak menjadi masalah, tetapi Amel Carla merasa kurang mendapatkan perasaan ketika para karakternya sedang berdialog satu sama lain.
“Masalahnya adalah, ini tuh kebanyakan shot close-up dengan background 2 dimensi dan eye to camera. Jadi, feel mereka ngobrol satu sama lain tuh benar-benar kurang banget gitu,” katanya.
Amel Carla juga mengungkap beberapa adegan dalam film Merah Putih: One for All yang menurutnya lucu.
“Misalnya lagi jalan, terus salah satu ada yang ngomong, itu mulutnya nggak kebuka. Jadi, kita bingung ini siapa yang ngomong,” tuturnya.
Lalu, adik dari kreator konten Pasming Based ini menyoroti tentang penggunaan latar suara di film Merah Putih: One for All. Hal itu pun membuat dialog yang diucapkan oleh karakternya terdengar samar.
“Background suaranya kegedean. Ini tuh kayak kalau kalian edit TikTok, suaranya ditaruh di 60-70% karena dialognya jadi agak samar-samar dan nggak kedengaran,” ujar Amel Carla.
“Walaupun lagunya enak, tapi gede banget. Kita nonton di bioskop biasa aja serasa IMAX ya, guys,” lanjutnya.
Walaupun memberikan penilaian cukup rendah untuk Merah Putih: One for All, Amel Carla merasakan pengalaman yang menyenangkan saat menonton film tersebut.
“Terutama di 5 menit terakhir sih. It's so fun karena ada lagu ‘Indonesia Raya,’ kita satu studio berdiri dan nyanyiin lagu Indonesia Raya. Saat sudah selesai sih, kita tepuk tangan juga,” ungkapnya.
Amel Carla pun mempersilakan masyarakat untuk menonton film Merah Putih: One for All, jika itu adalah salah satu cara mereka untuk memperingati dan selebrasi HUT RI Ke-80.
“Go ahead and watch it. Ajak orang-orang biar lebih meriah dan lebih ramai,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
