“Sekarang makin resah karena (poligami) seolah-olah dinormalisasi gitu. Menjadi hal yang lumrah kayak perempuan, tuh, bisa dijadikan objek. Jadi, laki-laki tetap memperkuat patriarkinya sebagai subjek," kata di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (19/11).
Sebelum melakukan proses syuting film Berbagi Suami tahun 2006, Nia juga meriset berbagai perspektif feminis, ahli studi gender, dan hingga akademisi dan filsuf Indonesia. Ia menemukan bahwa poligami adalah isu yang dekat dengan keberadaan sistem monarki, baik di Indonesia maupun dunia yang menciptakan relasi kuasa.
“Tentu saja poligami itu adalah isu terlama yang ada di Indonesia dan di dunia… Ketika relasi kuasa antara si laki-laki dan si perempuan itu tercipta dengan sistem yang membuat yang satu lebih menguasai yang lain,” tambah sutradara tersebut.
Sutradara tersebut kemudian merasa seiring perkembangan zaman, isu ini masih terus ada. Meski sudah banyak perempuan yang meraih gelar akademik dan menyatakan bahwa mereka tidak ingin menikah, fenomena poligami tetap lekat di budaya Indonesia.
“Jadi saya langsung berpikir, ‘Kenapa, sih, ada terus, gitu?’ Saya pikir dunia udah modern, perempuan udah banyak yang pinter, udah banyak yang kuliah, sarjana, tapi tetap aja fenomena itu selalu ada,” cerita Nia.
Harapan Nia Dinata lewat film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian adalah ia ingin merangkul para perempuan dari berbagai kalangan yang merasa diwakili film ini. Tak hanya perempuan, ia juga ingin para laki-laki semakin sadar dengan kuasa mereka pada fenomena ini. Film Berbagi Suami juga menyoroti tumbuh kembang anak dari keluarga poligami.
“Jadi, menurut saya, tidak pernah ada kata kadaluarsa untuk mengangkat Berbagi Suami kembali menjadi film buat kita tahun depan,” tutup Nia.
Di kesempatan yang sama, sutradara itu juga menceritakan bagaimana banyak perempuan yang ‘curhat’ lewat email usai menonton film Berbagi Suami di tahun 2006 saat isu tersebut masih menjadi suatu hal yang tabu di masyarakat. Hingga sekarang, Nia mengaku masih mendapat sanjungan dari para penonton yang merasa tersentuh dari filmnya.
Dua dekade semenjak peluncuran film Berbagi Suami (2006), sutradara Nia Dinata bersama Kalyana Shira Films dan Trois Films resmi mengumumkan pembuatan versi terbarunya berjudul Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian. Syuting film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian akan dimulai pada awal tahun 2026, dengan naskah yang telah dikembangkan sejak September 2025.
Seperti versi aslinya, film ini kembali menghadirkan kisah tiga perempuan dari latar sosial yang berbeda, masing-masing dengan cara dan konsekuensinya sendiri dalam menghadapi poligami. Dalam versi 2026, penonton akan mengenal Kamila, Karina, dan Kianti, tiga karakter lintas generasi yang hidupnya saling terhubung melalui situasi tak terduga. Ketiganya digambarkan dengan sentuhan humor, ironi, dan kehangatan emosional yang menjadi ciri khas karya Nia Dinata.
Film Berbagi Suami: 20 Tahun Kemudian dijadwalkan tayang perdana pada tahun 2026.
(Nyimas Ratu Intan Harleysha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id