medcom.id, Jakarta: Mereka yang tumbuh di era 1990-an pasti tidak asing dengan serial anak Mighty Morphin Power Ranges. Serial televisi yang pertama kali tayang di Amerika Serikat pada 1993 ini sukses menghiasi hari Minggu anak-anak di Indonesia. Kala itu serial itu terbilang sukses karena diproduksi hingga tiga musim dengan total 145 episode dan satu film layar lebar pada 1995.
Kisah lima sekawan, Jason, Kimberly, Zack, Billy, dan Trini ini dapat dinikmati kembali setelah Saban Entertaiment, pemilik hak atas serial tersebut, bekerja sama dengan Lionsgate, menghadirkan Saban's Power Rangers yang sudah bisa dinikmati di bioskop sejak Rabu (22/3).
Secara garis besar tidak terlalu banyak kejutan dari film besutan sutradara Dean Israelite ini. Berawal dari lima remaja, Jason (Dacre Montgomery), Kimberly (Naomi Scott), Billy (RJ Cyler), Trini (Becky G), dan Zack (Ludi Lin) yang menemukan benda aneh. Ternyata benda itu memiliki kemampuan untuk mengubah mereka menjadi rangers dan memiliki zord robot yang digunakan rangers.
Mereka harus berkelahi untuk mengalahkan para monster. Ketika musuh menjadi lebih kuat, mereka menggabungkan semua robot mereka menjadi megazord.
Sayangnya, penampilan zord dan kostum yang digunakan rangers mendapatkan kritik yang buruk, baik tampilannya maupun efek spesialnya.
Bila di serialnya banyak porsi gymnastic dan aksi, berbeda dengan layar lebarnya. Film ini lebih banyak menceritakan latar belakang dan konflik anggota Power Rangers serta Zordon (Bryan Cranston).
Di luar beberapa kekurangannya, cerita tentang asal-muasal Power Rangers, Zordon, serta penjahatnya, Rita Repulsa (Elizabeth Banks), terbilang cukup menarik karena pada serial televisinya, asal-muasal mereka kurang jelas diceritakan. Selain itu, karakter Billy Cranston, sang ranger biru yang diperankan aktor muda RJ Cyler, dikemas cukup lucu. Candaan dan tingkah kikuknya beberapa kali membuat penonton di bioskop tertawa karena lakonnya.
Kurang
Film yang tadinya ditunjukkan untuk nostalgia pada akhirnya cukup mengecewakan beberapa penggemar serial televisi. "Aksi dari film ini tidak semenarik Power Ranger yang dulu tayang setiap pukul 08.00," jelas Denny Novandi, 26, yang merupakan penonton Power Rangers sejak 1994.
Selain itu, sangat disayangkan, lagu Power Rangers yang cukup ikonis Go Go Power Rangers hanya terdengar sebentar dengan pilihan waktu yang kurang tepat. Padahal, di serial televisinya, lagu ikonis tersebut bisa menambah semangat anak-anak ketika menyaksikan rangers andalan bertarung melawan para monster.
"Film yang satu ini kurang punya nyawa seperti film-film sebelumnya, theme song dan scoring-nya sama sekali tidak menggugah," jelas Denny.
Tidak resmi
Sebelumnya, sempat ramai saat penggemar bernama Joseph Khan pernah membuat film pendek tidak resmi berjudul Power/Rangers. Walaupun tidak resmi, produksi film pendek yang beredar pada 2015 ini terbilang tidak main-main. Terutama dari sisi efek spesialnya, film pendek ini memang patut diacungi jempol.
Film berdurasi 14 menit ini disebarkan secara bebas melalui kanal Youtube. Film besutan Khan terbilang berbeda dengan versi aslinya. Film ini membawa nuansa lebih gelap dan aksi yang lebih brutal. Ternyata film ini pun menuai pro dan kontra dari penggemar maupun pemeran terdahulu dari Power Rangers.
Jason David Frank atau lebih dikenal sebagai Tommy si ranger hijau tidak menyukai reboot buatan fan tersebut. Melalui sebuah video yang diunggah di laman Facebook, Jason berpendapat dia tidak setuju dengan nuansa gelap dan berdarah karena sejatinya Power Rangers ditunjukkan untuk anak-anak.
Berbeda dengan Jason, Karan Ashley, pemeran kedua ranger kuning justru memuji Joseph Khan di akun Instagram-nya. 'Aku menikmati menonton sesuatu yang sangat berbeda dengan apa yang diharapkan', tulis Karan. (Thalatie K Yani/Media Indonesia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id