JAFF Market telah menjadi pasar film terbesar di Asia Tenggara yang membuka peluang kerja sama dan bisnis lintas sektor industri. Beberapa proyek yang dilahirkan telah menembus pasar global, termasuk film Pangku karya Reza Rahadian yang tampil di Marché du Film Cannes 2025 dalam program HAF Goes to Cannes.
JAFF Market 2024 berhasil mengumpulkan sekitar 6.723 pengunjung dari 19 negara. Dampak ekonomi yang dihasilkan pun mencapai angka Rp36 miliar. Kesuksesan tersebut tentu membuat banyak orang memiliki ekspektasi yang tinggi untuk JAFF Market 2025.
Market Director JAFF Market, Linda Gozali, mengaku telah melakukan persiapan sejak Januari 2025. Salah satunya adalah mempersiapkan JAFF Market untuk diserbu oleh pasar global.
“Kita harus bisa sebagai sebuah ekosistem perfilman, tujuannya kita harus siap menghadapi pasar global,” ungkap Linda Gozali, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu, 28 Mei 2025.
baca juga: Jogja-NETPAC Asian Film Festival Pasarkan Proyek Film Indonesia ke Perancis, Apa Saja Filmnya? |
Menurutnya, para pihak dari pasar global akan datang ke JAFF Market 2025. Linda tidak akan melepaskan kesempatan itu untuk mengajak seluruh ekosistem industri film global bekerja sama untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
“Kalau tahun lalu mereka datang karena mereka dengar dan mereka tahu, tahun ini kita tangkap mereka,” ucap Linda.
“Kita meminta mereka untuk bersama-sama dengan JAFF Market seperti dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun,” lanjutnya.
Keterlibatan para pihak dari pasar global diharapkan bisa mengisi kekosongan peran dari hal-hal yang belum bisa dijangkau oleh industri perfilman Indonesia.
Untuk mengembangkan JAFF Market dalam waktu lima tahun ke depan, program-program yang telah direncanakan akan dijadikan sebagai salah satu pilar keunggulan pasar film tersebut. Linda pun menyerahkan tugas itu kepada Gita Fara, selaku Head of Program JAFF Market 2025.
“Itu tugasnya Gita Fara, untuk bisa meregenerasi, untuk bisa melihat scouting mana proyek-proyek yang menarik supaya kemudian dia bisa tumbuh dan berkembang,” ujar Linda.
“Karena kapan lagi mau ketemu dengan siapapun di JAFF Market ada orangnya. Itu adalah salah satu keunggulan dari keberadaan JAFF Market ini,” lanjutnya.
Selain itu, Linda juga menyebut rencana Pangku untuk ditayangkan di Festival Film Cannes. Menurutnya, itu adalah sebuah mimpi.
“Kemudian kita bisa bawa kembali ke Indonesia dengan mengatakan, ‘teman-teman Indonesia ini sudah diapresiasi di dunia. Maka saatnya kita menunjukkan apresiasi lebih terhadap sebuah produk yang memang lahir dari JAFF Market.’ Itu adalah salah satu,” ucap Linda.
Ia menyebut media memiliki peran sangat penting untuk memberikan masukan kepada JAFF Market. “Jangan takut apabila ada saran dan kritik dari teman-teman media. Itulah strategi kami untuk turut meminta masukan dari teman-teman, dari pihak luar yang melihat ke dalam, agar kita kemudian tetap bisa menjaga konsistensi dan bincang aktif sendiri,” jelas Linda.
JAFF Market 2025 akan digelar di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, pada 29 November - 1 Desember mendatang. Salah satu bagian dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ini akan kembali berperan sebagai platform penting yang mempertemukan kreator, produser, investor, dan mitra strategis dalam satu ruang kolaborasi terbuka dan berdampak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News